Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal dari Perpustakaan Keluarga, Mata Aksara Sebarkan Virus Membaca

Kompas.com - 16/05/2017, 10:03 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

Kompas TV Di Hari Pendidikan Nasional, Presiden Joko Widodo, mengundang para pegiat gerakan membaca atau tokoh literasi ke Istana Negara, Jakarta.

 

Dari buku menjadi karya

"Dari Buku Menjadi Karya" adalah salah satu tagline dari Mata Aksara. Artinya apa yang ada di buku, khususnya tentang keterampilan, setelah dibaca lalu diaplikasikan menjadi sebuah karya.

Berdasarkan tagline tersebut, Mata Aksara tidak lagi hanya untuk anak-anak, tetapi semakin berkembang ke orang tua dan bahkan mahasiswa.

"Anak-anak yang pinjam dan membaca buku di perpustakaan datang kan bersama ibunya. Lalu berkembang, kami punya ide membuat kegiatan agar sembari menunggu anaknya ibu-ibu juga ada aktivitas," ujarnya.

Disampaikannya, perpustakaan Mata Aksara tidak hanya berisi buku anak-anak, tetapi juga ada buku tentang keterampilan. Sembari menunggu anak-anak mereka, ibu bisa membaca buku ketrampilan lalu mempraktikkan.

"Kami memulai hastakarya dari kain flanel, resleting dibuat tas, bros dan tas. Lalu berkembang dan muncul lah klub rajut ini," bebernya.

Klub rajut ini berkumpul dan membuat karya dua kali dalam seminggu, yakni pada hari Rabu dan Sabtu. Saat ini, klub rajut sudah berjalan selama dua tahun.

"Awalnya hanya dua orang, saat ini sudah sampai 150 orang meski memang datang dan pergi. Kalau yang ada di klub rajut itu tidak hanya warga Sleman, tetapi juga ada dari kota dan Bantul, bahkan mahasiswa," jelasnya.

Baca juga: Kisah Sopir Angkot yang Menyulap Mobilnya Jadi Perpustakaan

Menurut Heni, sudah ada beberapa ibu yang mendapatkan penghasilan dari hasil karya merajut tas dan dompet. Selain dari buku, ibu-ibu ini juga mendapatkan materi workshop khusus untuk keterampilan yang terbilang sulit, misalnya membuat sepatu rajut.

"Kalau di jalan mereka melihat ada model yang baru, saat pertemuan kami diskusikan lalu dipraktikkan. Kami juga mendatangkan narasumber untuk workshop, khusus untuk yang sulit," katanya.

Selain ibu-ibu, bapak juga mendapatkan kegiatan yang sama. Hanya bedanya, untuk bapak adalah keterampilan membuat pupuk organik.

"Untuk bapak-bapak juga ada, keterampilan membuat pupuk dekomposer dan organik cair," urainya.

Lewat berbagai program yang ada, Mata Aksara berhasil menjadi juara pertama regional DIY- Jateng Gramedia Reading Community Competition 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com