MAGELANG, KOMPAS.com - Tangis haru seketika menyelimuti kamar 3 bangsal Anyelir RSU Tidar Kota Magelang, Jawa Tengah, ketika Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa tiba, Selasa (2/5/2017).
Seorang ibu muda memeluk Khofifah dengan erat. Tangannya masih terpasang infus. Ia setengah tidur di ranjang.
Dialah Aryati Rahayu (29), seorang bidan yang kehilangan dua anak, suami, pengasuh anaknya, dan seluruh harta benda akibat bencana banjir bandang di Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Sabtu (29/4/2017) lalu.
"Sabar ya, yang ikhlas, semua ini sudah kehendak Allah," tutur Khofifah kepada Aryati.
Kedua mata Khofifah tampak berkaca-kaca menangah air mata. Ia terus memeluk Aryati sembari mengelus-elus punggungnya. Sesekali ia berbisik kepada Aryati agar tidak larut dalam kesedihan.
Baca juga: Naik Trail, Menteri Khofifah Sambangi Lokasi Banjir Bandang Magelang
Khofifah juga berpesan agar Aryati menjalani apa yang disarankan dokter selama perawatan di rumah sakit sehingga ia dapat kembali beraktifitas seperti sediakala. Apalagi, Aryati merupakan bidan desa yang pengabdiannya dibutuhkan masyarakat.
“Jangan patah semangat ya, segera pulih dan mengabdi kepada masyarakat,” ujarnya.
Kepada Khofifah, Aryati pun mencurahkan isi hatinya. Dia terlihat sangat tegar, meski tampak menahan kepedihan yang teramat dalam di dadanya. Terlebih saat ia mengenang sang suami, Catur Deni Firmanto (35), yang dicintainya.
"Suami saya itu sering memijit saya, Bu. Dia juga kerap berpesan kepada saya agar tidak berhenti membaca al Qur'an, karena itu satu-satunya pegangan hidup," ungkapnya dengan air mata bercucuran.
Bagi Aryati, suaminya adalah sosok yang penyayang, bertanggung jawab dan memiliki banyak teman.
Baca juga: Korban Banjir Magelang Ditemukan, Ada Jenazah Ibu dan Anak Berpelukan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.