Area bagi pedestrian dipercantik lengkap dengan kursi klasik dan tanaman warna-warni. Ia menilai, revitalisasi sepanjang 200 meter itu merupakan proyek paling sempurna.
"Jarang saya pilih-pilih. Dari semua yang pernah saya kerjakan, mungkin ini yang paling benar sesuai jadwal, kontraknya juga transparan, kontraktornya bertanggung jawab, secara desain nurut, detailnya bagus. Mudah-mudahan jadi percontohan," ucap Emil.
Baca juga: Ridwan Kamil Ajak Warga Main Air Saat Resmikan Restorasi Sungai Cikapayang
Revitalisasi itu menelan biaya Rp 5,2 miliar dan telah diresmikan pada 31 Desember 2015.
Sejak itu, lokasi itu jadi buruan masyarakat. Bahkan, hingga kini, tempat itu tak pernah sepi pengunjung.
Namun, para pengunjung kesulitan dengan terbatasnya lahan parkir. Para pengunjung terpaksa menepikan kendaraannya di pinggir jalan dan kerap menyebabkan kemacetan lalu lintas.
5. Taman Film Cantik
Terinspirasi bentang area pesawahan menjadi ide utama dalam proyek pembangunan Taman Film. Desain Taman Film terinspirasi dari SHAU Rotterdam, sebuah studio arsitektur di Rotterdam, Muenchen, dan Jakarta.
Proyek itu merupakan realisasi dana Rp 1,1 miliar yang didapat dari komunitas Film Bandung. Taman Film berlokasi tepat di kolong jembatan Pasupati, satu area dengan Taman Jomblo dan sculpture park dan skatepark. Lokasi itu juga menjadi jantung ruang publik baru yang didedikasikan untuk warga Bandung.
Taman yang diresmikan pada 2014 lalu itu punya desain unik, yakni berbentuk topografi sawah berteras yang menghadap sebuah layar besar. Taman Film terdiri dari tujuh tingkat yang masing-masing memiliki ukuran berbeda. Fungsinya sebagai tempat duduk.
Baca juga: Ridwan Kamil Luncurkan Taman Film Bandung
Namun, popularitas Taman Film perlahan menurun. Minimnya acara di lokasi itu membuat lokasi itu jarang dikunjungi warga.