AMBON, KOMPAS.com - Haslinda Bandu hanya bisa pasrah meratapi nasib malang yang menimpanya. Guru honorer yang mengabdi di SMA Negeri 2 Buru di Namlea, Kabupaten Buru, Maluku ini tak bisa lagi mengajar seperti dulu.
Haslinda dikeluarkan tanpa ada pemberitahuan maupun surat resmi dari pihak sekolah. Dugaan pemecatan secara sepihak itu dirasa sangat tidak adil lantaran Haslinda sudah 11 tahun lamanya mengabdi di sekolah tersebut.
Haslinda tercacat telah mengabdi sebagai guru honorer di sekolah tersebut sejak Tahun 2013 silam.
"Saya sudah 11 tahun mengabdi dan saya dikeluarkan dari sekolah itu pada tanggal 15 Januari 2024 lalu," kata Haslinda kepada Kompas.com, Jumat malam (3/5/2024).
Baca juga: Kepsek Pecat Guru Honorer di Langkat karena Demo Dugaan Kecurangan PPPK
Sebelum mengetahui kabar pemecatannya, Haslinda sempat mengikuti rapat musyawarah guru mata pelajaran di sekolah. Namun, saat akan menandatangi absen, ternyata namanya sudah tidak ada lagi di daftar.
Sejumlah teman gurunya juga bingung mengapa nama Haslinda hilang dari daftar absensi. Setelah diperiksa, nama Haslinda diganti dengan guru honorer yang baru.
"Saya kemudian tanya ke saudara saya, kebetulan dia di bagian operator lalu dijawab kepala sekolah suruh untuk hapus nama dan diminta untuk diganti dengan guru yang baru," ungkapnya.
Haslinda yang panik langsung meninggalkan rapat dan bergegas menemui kepala sekolah SMN Negeri 2 Buru, Syarif Fokaaya, di ruangannya.
Setelah menemui kepala sekolah, Haslinda langsung menanyakan ke pimpinannya itu alasan mengapa namanya dicoret dari absensi. Namun, tanpa memberikan alasan yang jelas, kepala sekolah langsung memintanya untuk tidak lagi mengajar di sekolah tersebut.
"Kepala sekolah bilang Ibu tidak bisa mengajar lagi di sini (sekolah), kalau mau mengajar di sekolah lain nanti saya urus, dan untuk dapodik-nya tetap saya amankan di SMA 2," kata Haslinda meniru ucapan pimpinannya itu.
Haslinda sempat memohon agar tak dikeluarkan dari sekolah tempanya mengabdi. Namun, kepala sekolah tetap pada keputusannya.
"Saya menangis di ruangan kepala sekolah, saya sampai bermohon agar tidak dikeluarkan, tapi kepala sekolah suruh saya berhenti menangis dan dia bilang ini jalan yang terbaik," ujarnya.
Setelah diberhentikan dari sekolah, Haslinda harus memutar otak untuk bisa tetap bekerja demi menghidupi kedua orang anaknya yang masih kecil. Dia kini harus berjualan online
"Saat ini saya harus jualan online untuk bisa menghidupi anak-anak saya," sebutnya.
Haslinda telah berpisah dengan suaminya sejak empat tahun yang lalu. Sejak berpisah dengan suaminya, ia hanya bisa mengandalkan gaji yang didapat dari hasil mengajar di sekolah tersebut.
Dia mengaku beban hidupnya semakin berat usai diberhentikan dari sekolah. Dia merasa dipaksa untuk mengakhiri masa pengabdian di sekolah yang telah dianggap sebagai rumahnya sendiri.
Baca juga: Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat
Menurutnya, selama 11 tahun ini, dirinya bekerja penuh dedikasi dan bertanggungjawab.
"Jadi saya rasa berat sekali, apalagi saat ini sudah tidak bisa lagi mengajar," ujarnya.
Haslinda mengatakan anaknya yang sulung saat ini masih duduk di bangku kelas 1 SD. Meski masih sangat kecil, namun anaknya itu seolah telah merasakan masalah yang sedang dihadapinya.
Menurut Haslinda anaknya tersebut kerap bertanya mengapa dirinya tidak lagi mengajar seperti biasa. Hal itu kerap membuatnya menjadi sedih.
"Kadang saya menangis saat dia bertanya seperti itu dan saya lihat dia juga ikut menangis mungkin dia juga merasakan," katanya.
Pemecatan Haslinda sebagai guru honorer di SMA Negeri 2 Buru juga diwarnai dengan tuduhan perselingkuhan oleh pihak sekolah. Dia dituduh berselingkuh dengan operator di sekolah bernama Yusman.