Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Kompas.com - 05/05/2024, 16:51 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

Hal itulah yang diduga menjadi alasan utama Haslinda dipecat sebagai guru honorer dari sekolah.

"Saya dituduh berselingkuh dengan operator sekolah," katanya.

Bahkan dia juga dituduh telah menikah secara siri dengan operator sekolah tersebut. Menurutnya, tuduhan itu merupakan fitnah keji. 

"Saya juga dituduh telah menikah siri, Astagfirullah siapa yang menikahkan saya?, itu semua fitnah dan tidak ada bukti," ungkapnya.

Baca juga: Terbukti Selingkuh dan Telantarkan Keluarga, Polisi di Sumenep Dipecat dengan Tidak Hormat

Tuduhan itu, kata Haslinda, berawal saat dirinya dan Yusman diminta untuk membantu menyelesaikan tugas salah seorang guru yang sedang sakit. 

Setelah tugas itu diselesaikan, Yusman lalu mengantarnya pulang ke rumah dengan motor. Dari situlah, Haslinda dan Yusman dituduh telah berselingkuh.

"Padahal kita hanya hubungan kerja, tidak lebih. Saya hanya dibonceng biasa tapi mereka tuduh saya sudah selingkuh sampai nikah siri," sebutnya.

Menurut Haslinda masalah tersebut sempat ditangani oleh pihak sekolah. Sayangnya, tanpa dasar dan bukti yang jelas, pihak sekolah malah memaksanya untuk mengakui perselingkuhan tersebut dengan sebuah surat pernyataan.

Baca juga: Asyik Konsumsi Narkoba, Honorer di Gorontalo Diciduk Polisi

"Saya dipaksa untuk tanda tangan surat pernyataan bahwa saya benar berselingkuh. Saya tidak mau tapi saya terus dipaksa," katanya.

Selain diadukan ke pihak sekolah, istri Yusman juga melaporkan Haslinda ke polisi atas tuduhan telah berselingkuh dengan suaminya.

Namun dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan bukti apapun bahwa Haslinda telah berselingkuh dengan Yusman.

"Saya akan tuntut balik, dan saya sudah konsultasi dengan pengacara," ujarnya.

Mengadu ke Sekda

Kasus pemecatan sepihak yang dialami Haslinda itu telah dilaporkan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus (Dikmensus) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buru.

Sayangnya hingga kepala sekolah SMA Negeri 2 Buru diganti, masalah yang dihadapi Haslinda itu tak kunjung bisa diselesaikan.

Pihak Dikmensus meminta Haslinda untuk kembali berbicara baik-baik dengan pihak sekolah agar ia bisa kembali diterima mengajar di sekolah tersebut.

"Saya minta tolong bagaimana nasib saya dan mereka bilang nanti ke pihak sekolah saja lalu bicara baik-baik, jadi mereka ini sudah saling lempar tanggung jawab," katanya.

Setelah menemui Dikmensus, ia lantas menemui kepala SMA Negeri 2 Buru yang baru, Sehan Yahya.

Tetapi oleh Sehan, Haslinda malah diminta untuk bertemu dengan wakil kepala sekolah bidang humas, Hasnah Hentaha yang sebelumnya ikut ngotot untuk memecatnya dari sekolah.

"Jadi saya bingung sebenarnya yang lebih berwenang itu siapa? Kepala sekolah atau wakasek. Karena wakasek Humas ini orang yang paling ngotot untuk keluarkan saya dari sekolah," ungkapnya.

Baca juga: Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Tak hanya itu, Haslinda juga mengaku telah mengadu ke Sekretaris Daerah Buru terkait masalahnya tersebut, namun tetap saja mentok.

"Sudah ke Sekda juga tapi tidak berhasil juga," ucapnya.

Ia berharap keadilan masih berpihak kepadanya, sehingga ia bisa kembali lagi mengabdi di sekolah tersebut.

Halaman:


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com