Hal itulah yang diduga menjadi alasan utama Haslinda dipecat sebagai guru honorer dari sekolah.
"Saya dituduh berselingkuh dengan operator sekolah," katanya.
Bahkan dia juga dituduh telah menikah secara siri dengan operator sekolah tersebut. Menurutnya, tuduhan itu merupakan fitnah keji.
"Saya juga dituduh telah menikah siri, Astagfirullah siapa yang menikahkan saya?, itu semua fitnah dan tidak ada bukti," ungkapnya.
Baca juga: Terbukti Selingkuh dan Telantarkan Keluarga, Polisi di Sumenep Dipecat dengan Tidak Hormat
Tuduhan itu, kata Haslinda, berawal saat dirinya dan Yusman diminta untuk membantu menyelesaikan tugas salah seorang guru yang sedang sakit.
Setelah tugas itu diselesaikan, Yusman lalu mengantarnya pulang ke rumah dengan motor. Dari situlah, Haslinda dan Yusman dituduh telah berselingkuh.
"Padahal kita hanya hubungan kerja, tidak lebih. Saya hanya dibonceng biasa tapi mereka tuduh saya sudah selingkuh sampai nikah siri," sebutnya.
Menurut Haslinda masalah tersebut sempat ditangani oleh pihak sekolah. Sayangnya, tanpa dasar dan bukti yang jelas, pihak sekolah malah memaksanya untuk mengakui perselingkuhan tersebut dengan sebuah surat pernyataan.
Baca juga: Asyik Konsumsi Narkoba, Honorer di Gorontalo Diciduk Polisi
"Saya dipaksa untuk tanda tangan surat pernyataan bahwa saya benar berselingkuh. Saya tidak mau tapi saya terus dipaksa," katanya.
Selain diadukan ke pihak sekolah, istri Yusman juga melaporkan Haslinda ke polisi atas tuduhan telah berselingkuh dengan suaminya.
Namun dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan bukti apapun bahwa Haslinda telah berselingkuh dengan Yusman.
"Saya akan tuntut balik, dan saya sudah konsultasi dengan pengacara," ujarnya.
Kasus pemecatan sepihak yang dialami Haslinda itu telah dilaporkan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus (Dikmensus) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buru.
Sayangnya hingga kepala sekolah SMA Negeri 2 Buru diganti, masalah yang dihadapi Haslinda itu tak kunjung bisa diselesaikan.
Pihak Dikmensus meminta Haslinda untuk kembali berbicara baik-baik dengan pihak sekolah agar ia bisa kembali diterima mengajar di sekolah tersebut.
"Saya minta tolong bagaimana nasib saya dan mereka bilang nanti ke pihak sekolah saja lalu bicara baik-baik, jadi mereka ini sudah saling lempar tanggung jawab," katanya.
Setelah menemui Dikmensus, ia lantas menemui kepala SMA Negeri 2 Buru yang baru, Sehan Yahya.
Tetapi oleh Sehan, Haslinda malah diminta untuk bertemu dengan wakil kepala sekolah bidang humas, Hasnah Hentaha yang sebelumnya ikut ngotot untuk memecatnya dari sekolah.
"Jadi saya bingung sebenarnya yang lebih berwenang itu siapa? Kepala sekolah atau wakasek. Karena wakasek Humas ini orang yang paling ngotot untuk keluarkan saya dari sekolah," ungkapnya.
Baca juga: Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik
Tak hanya itu, Haslinda juga mengaku telah mengadu ke Sekretaris Daerah Buru terkait masalahnya tersebut, namun tetap saja mentok.
"Sudah ke Sekda juga tapi tidak berhasil juga," ucapnya.
Ia berharap keadilan masih berpihak kepadanya, sehingga ia bisa kembali lagi mengabdi di sekolah tersebut.