Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pria yang Mengaku Keponakan Gubernur Bengkulu Jadi Mafia Proyek

Kompas.com - 27/12/2022, 15:33 WIB
Firmansyah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Polisi meringkus SS (73) oknum yang mengaku keponakan Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah. Ia menjanjikan proyek swakelola rehab gedung SMK di Kabupaten Kepahiang sebesar Rp 1,5 miliar pada Agustus 2022 pada sejumlah kontraktor.

Belakangan diketahui, SS hanya menipu kontraktor, sementara proyek yang dijanjikan tidak didapat. Padahal kontraktor tersebut telah menyerahkan uang Rp 30 juta.

Kanit Reskrim Polsek Gading Cempaka Polresta Bengkulu, Ipda Akhyar Anugerah menceritakan kronologi kejadian.

Baca juga: Mengaku Keponakan Gubernur Bengkulu, Penipu Berkedok Makelar Proyek Ditangkap

 

Kasus ini diketahui dari laporan korban bernama Dimas pada 17 Agustus 2022 kepada polisi. Saat itu, Dimas melaporkan SS. 

"SS meminta Yopi dan Rano untuk mencari kontraktor karena SS mengaku ada proyek rehab gedung sekolah di Kabupaten Kepahiang. Selanjutnya SS bertemulah dengan korban Dimas di rumah SS. Lalu SS mengaku sebagai keponakan gubernur dan ia mendapatkan jatah paket proyek swakelola sebesar Rp 1,5 miliar," ujar Akhyar, Selasa (27/12/2022).

Selanjutnya korban diminta SS menyetor uang sebesar Rp 30 juta dan menyerahkan berkas untuk diserahkan ke gubernur.

Baca juga: Gubernur Bengkulu: Peternak Bisa Usulkan Bantuan jika Hewan Ternak Mati karena PMK

 

Selanjutnya, korban, Yopi, dan Rano menemui SS di rumah dinas gubernur lalu SS menyerahkan berkas yang sudah disetujui gubernur disertai paraf tinta hijau.

Melihat proyek disetujui lalu korban menyetorkan uang Rp 30 juta. Belakangan diketahui bahwa paraf gubernur itu diakui SS dipalsukannya.

"Pengakuan SS paraf itu dipalsukan olehnya. Mengetahui proyek yang dijanjikan tak didapat maka korban melapor ke polisi," tegas Akhyar.

Proyek itu menurut polisi berdasarkan pengakuan SS memang ada namun bukan korban yang mendapatkan pekerjaannya. Saat ditagih SS mengaku uang itu ia habiskan untuk kebutuhan sehari-hari.

Pelaku ditetapkan tersangka dengan ancaman pasal penipuan dan penggelapan dengan hukuman di atas 4 tahun penjara.

Kasus ini terjadi pada Agustus 2022. Merasa ditipu korban melaporkan kejadian ini ke polisi. Polisi saat ini terus mendalami laporan ini terkait apakah ada korban lainnya.

Jawaban Juru Bicara Gubernur

Sementara itu juru bicara Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, Zulkarnin Kaka Jodo menyatakan, sejauh ini belum didapat kabar valid kalau SS merupakan keponakan Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah.

"Kalau memang dia keluarga gubernur sepatutnya menjaga nama baik gubernur itu sendiri," tutur dia. 

Dari hasil pantauan, ada beberapa orang yang mengaku keluarga dekat gubernur kemudian mendatangi dinas-dinas. Ada yang sekadar silaturahmi, ada pula yang minta tolong.

"Ada juga yang terpantau justru di birokrasi yang sering merasa keluarga dekat misalnya sekretaris kabid, kasi, atau staf, kadang besar kepala. Bahkan ketika ditegur kadisnya, dengan entengnya menjawab kami atau saya ini Sanak Gubernur. Hal ini tidak boleh dilakukan," jelas  Kaka Jodho

Ke depannya diharapkan, semua pejabat yang menjual dan mengaku keluarga gubernur, wakil gubernur cepat koordinasi apalagi yang sifatnya menakut-nakuti juga kepada kontraktor ataupun pengusaha jangan mudah percaya siapapun dia apalagi mencatut nama gubernur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Regional
Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Regional
Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Regional
Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Regional
Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Regional
Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Regional
Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Regional
390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

Regional
Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Regional
MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika Selama Periode 'Early Bird'

MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika Selama Periode "Early Bird"

Regional
Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Regional
Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Regional
Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, 'Mark Up' Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, "Mark Up" Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Regional
Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Regional
Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com