KOMPAS.com - Kecelakaan di perlintasan kereta api terjadi di Kampung Toplas, Desa Selibu, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Seran, Banten pada Selasa (26/7/2022) pukul 11.00 WIB.
Sebuah odong-odong yang membawa 25 penumpang tertabrak kereta api saat melintasi perlintasan tanpa palang pintu.
Akibat kecelakaan tersebut, 9 orang tewas. Mereka terdiri dari 3 perempuan dewasa dan enam orang anak-anak.
Seluruh korban adalah warga RT 10 Kampung Cibetik, Kecamatam Walantaka, Kota Serang.
Odong-odong itu beroperasi di wilayah tersebut sejak 3 bulan terakhir. Penumpang akan membayar Rp 2.000 hingga Rp 3.000 untuk keliling kampung mengendarai odong-odong.
Baca juga: Keluarga Korban Sebut Sopir Odong-odong Kebut-kebutan di Jalan Sebelum Ditabrak kereta
Odong-odong sendiri adalah nama populer yang digunakan orang Sunda untuk menyebut mobil bodong atau mobil yang tidak memiliki trayek.
Biasanya odong-odong akan melayani trayek yang tak disediakan oleh angkutan resmi. Ciri-ciri odong-odong adalah mobil butut dan sering mogok serta tak memiliki dokumen resmi yang disebut bodong.
Barangkali karena berawal dari sebutan bodong, lama-kelamaan si mobil bodong lebih populer dengan sebutan odong-odong.
Dikutip dari Kompas.id, odong-odong sudah ada setidaknya 30-an tahun silam. Pekan Raya Jakarta (Jakarta Fair) pada pertengahan tahun 1970-an bisa dibilang menjadi ajang hadirnya kendaraan itu.
Harian Kompas, 20 Juli 1974 dalam artikel bertajuk ”Serba-serbi Pekan Raya Jakarta” menggambarkan keberadaan odong-odong yang turut mewarnai ajang besar tersebut.
”Keliling Pekan Raya naik kereta Kelinci dan Mini Trem, termasuk hiburan yang ramai. Bukan saja untuk anak-anak, tapi juga buat orang dewasa, termasuk turis dan keluarga-keluarga pejabat”, demikian sepenggal isi artikel tersebut.
Kendaraan hiburan ini biasanya hadir di keramaian warga ala pasar malam, taman bermain, pasar, hingga taman rekreasi.
Odong-odong bisa jadi angkutan penumpang untuk ke pasar ataupun antar jemput anak sekolah.
Baca juga: Sopir Odong-dong yang Ditabrak Kereta Tak Dengar Peringatan, Diduga karena Suara Musik yang Kencang