Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Odong-odong yang Lahir di Tengah Kaum Urban

Kompas.com - 27/07/2022, 06:06 WIB
Rachmawati

Editor

Kendaraan ini juga kerap terlibat meramaikan kampanye pemilihan kepala daerah. Bahkan, odong-odong pernah juga menjadi angkutan resmi atlet dan ofisial selama Pekan Olahraga Nasional (PON) XIV 1996 di Gelora Bung Karno, Senayan.

Sementara itu jurnal bertajuk Bentuk dan Fungsi Odong-Odong di Jakarta yang ditulis oleh Awang Eka Ovia Rizali dari Universitas Trisakti menyebut odong-odong mulai marak di awal tahun 2000-an.

Kala itu odong-odong dijalankan dengan sistem kayuh seperti becak.

Pengemudi ada di belakang, kemudian mainan mobil-mobilan atau bentuk lain dipasang di depannya lalu digerakkan dengan cara dikayuh.

Baca juga: Kecelakaan Maut Kereta Api Tabrak Odong-odong di Serang, Polisi Duga Sopir Tak Lihat Kanan Kiri

Dari segi tampilan, odong-odong adalah kreasi dari peniruan permainan yang banyak terdapat di mal dan arena permainan di kota besar.

Sehingga odong-odong menjadi wahana permainan anak dan memberi warna batu bagi masyarakat menengah ke bawah.

Untuk menikmati odong-odong, warga bisa membayar dengan harga cukup murah yakni Rp 2.000 per tiga lagu.

Lagu-lagu yang dimainkan adalah lagu-lagu pop anak-anak yang juga akrab di
telinga generasi orang tua, seperti Bintang Kecil, Lihat Kebunku, Ambilkan Bulan Bu, Balonku Ada Lima, Naik-naik ke Puncak Gunung, dan sebagainya.

Baca juga: Odong-odong Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Tasikmalaya, Sopir Terluka Parah

Secara tidak langsung, odong-odong menjadi sarana pelestari lagu anak-anak yang jarang diperdengarkan.

Dengan berjalannya waktu, desain odong-odong berubah disesuakan dengan perkembangan.

Odong-odong tak lagi menggunakan sistem gerak becak, namun dimodifikasi dengan kendaraan bermotor atau mobil.

Perkembangan desain sarana odong-odong yang merupakan modifikasi mobil pada penggunaannya di jalan raya melanggar Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan karena tidak sesuai peruntukan dan kendaraan bermotor tidak dilengkapi surat kelengkapan kendaraan yaitu Surat Tanda Nomer Kendaraan (STNK) dan Surat Tanda Coba Kendaraan (STCK) sehingga membahayakan penggunanya.

Baca juga: Kronologi Odong-odong Tabrak Pagar Rumah Warga di Banyuwangi, 11 Orang Terluka

Meskipun demikian sarana odong-odong dianggap memberi peluang pariwisata dan dibutuhkan oleh masyarakat perkotaan untuk sarana hiburan rakyat.

Awang menulis operator odong-odong adalah pekerja sektor informal yang dipengaruhi urbanisasi dari daerah ke kota besar seperti Jakarta.

Sebagai pendatang yang memiliki keahlian terbatas, operator menjalankan usaha jasa hiburan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat urban golongan bawah.

Penjual jasa odong-odong mencari pelanggan di daerah lingkungan perumahan tempat tinggal.  Aktivitas operator berdasarkan waktu operasional odong-odong.

Ada yang beroperasi setiap hari dengan tenggang waktu pukul 08.00-10.00 dengan lokasi di daerah pasar atau berkeliling komplek dan gang-gang perumahan, dengan pangsanya adalah anak-anak yang belum sekolah.

Baca juga: Tabrakan Antar Dump Truck, Timpa Odong-odong, 1 Anak 7 Tahun Tewas

Untuk aktivitas sore hari pukul 16.00-18.00, mereka lebih banyak beredar di daerah perumahan dengan pangsa anak-anak usia 3-5 tahun.

Sedangkan aktivitas odong-odong yang mangkal di akhir pekan dengan lokasi tempat-tempat keramaian yang memang dibuat sebagai wadah hiburan, mereka beroperasi melakukan aktivitas jam 06.00-11.00 dan sore jam 15.00-18.00.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Pelanggar Syariat Islam di Bireuen Dieksekusi Cambuk 17-100 Kali

3 Pelanggar Syariat Islam di Bireuen Dieksekusi Cambuk 17-100 Kali

Regional
Tiba-tiba Berstatus WN Malaysia, Marliah Akhirnya Kembali Jadi WNI

Tiba-tiba Berstatus WN Malaysia, Marliah Akhirnya Kembali Jadi WNI

Regional
Penyelundupan Miras di Atas Kapal Pelni KM Sinabung Digagalkan, 120 Liter Dimusnahkan

Penyelundupan Miras di Atas Kapal Pelni KM Sinabung Digagalkan, 120 Liter Dimusnahkan

Regional
Aniaya Siswa SMP di Kupang, 2 Pria Ditangkap Polisi

Aniaya Siswa SMP di Kupang, 2 Pria Ditangkap Polisi

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Gempa M 5,2 Lombok Barat, Warga Kaget Dengar Suara Gemuruh

Gempa M 5,2 Lombok Barat, Warga Kaget Dengar Suara Gemuruh

Regional
[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

Regional
Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Regional
Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com