Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sungai Gila Meluap, Puluhan Hektar Tanaman Padi Petani Rusak Kebanjiran

Kompas.com - 31/01/2020, 10:52 WIB
Bagus Supriadi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com – Hujan deras selama dua hari menyebabkan banjir di di Dusun Juroju dan Dusun Paluombo, Desa SUmbersalak, Kecamatan Ledokmbo, pada Kamis (30/1/2020) petang.

Dampaknya, puluhan hektare sawah petani yang ditanami padi rusak.

“Ada sekitar 50 hektare lahan padi yang rusak karena banjir,” kata petani di Dusun Juroju yang tanamannya terdampak banjir, Ahmad Rosyidi kepada Kompas.com via telpon.

Menurut dia, banjir tersebut bermula saat hujan deras selama dua hari.

Baca juga: Antisipasi Virus Corona, Masker Dibagikan di 8 Stasiun di Jember

“Kemarin baru terjadi dari jam 16.00 WIB sampai 21.00 WIB. Namun, puncak banjir sekitar pukul 19.00 WIB,” kata dia.

Tak hanya merusak tanaman padi milik warga, tanaman lain yang rusak adalah tanaman kacang karena ikut hanyut.

“Saya masih baru tanam sekitar sebulan lalu, rusak sekarang,” ungkap dia.

Bahkan, ada juga tanaman padi milik petani yang sudah siap panen. Namun, mereka harus gigit jari karena mereka tidak bisa panen sebab hanyut oleh bajir.

Selain merusak tanaman padi, luapan air sungai itu masuk ke pemumikam rumah warga.

“Di Dusun Paluombo, masuk ke halaman sekolah, tingginya lebih dari mata kaki,” tutur dia.

Kemudian, masuk ke ruas jalan warga. Hanya saja, tak ada korban dalam banjir ini.

Sementara itu, Kabid kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Heru Widagdo membenarkan banjir tersebut. Pihaknya turun ke lokasi mengecek langsung.

Baca juga: Bupati Jember Maju Lagi di Pilkada 2020 dari Jalur Independen

 

“Pukul 18.30 kemarin, debit aliran Sungai Gila mengalami kenaikan mencapai 120 sentimeter,” tutur dia.

Dampaknya, saluran irigasi itu tidak menampung debit air hingga meluber ke jalan dan pemukiman pemukiman warga.

Banjir itu, kata dia, membawa material lumpur dan batu ke kawasan pemukiman.

“Tidak ada korban jiwa, kondisi hari ini air sudah menyusut,” pungkas Heru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com