Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tulang Ikan Jadi Pangan Cegah Stunting

Kompas.com - 09/11/2019, 11:06 WIB
Heru Dahnur ,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Pemprov Kepulauan Bangka Belitung berencana menjadikan tulang ikan sebagai salah satu bahan pangan untuk mencegah masalah gizi buruk pada pertumbuhan anak atau stunting.

Sebagai daerah kepulauan, tulang ikan dinilai sebagai komoditas yang melimpah serta mudah didapatkan.

"Masyarakat harus mulai mengenali banyak bahan makanan sebagai sumber gizi. Salah satunya tulang ikan. Ini akan disampaikan pada masyarakat," kata Ketua TP PKK Pemprov Kepulauan Bangka Belitung, Melati Erzaldi, di kantor gubernur, Jumat (8/11/2019).

Baca juga: Saat Tulang Ikan Dibuat Es Krim, Bagaimana Rasanya?

Dia menuturkan, seminar bakal digelar guna menelaah landasan ilmiah sekaligus sosialisasi pangan alternatif tulang ikan kepada masyarakat.

Bahan baku tulang ikan bagi sebagian masyarakat Kepulauan Bangka Belitung bukanlah hal yang baru.

Banyak kelompok masyarakat yang telah mengolahnya menjadi produk makanan seperti es krim, tepung dan pembuatan kerupuk.

Selama ini, tulang ikan diyakini kaya kalsium, membantu penyembuhan luka serta regenerasi kulit dan rambut.

"Kalau lomba memasak kan sudah sering. Nantinya bagaimana menggali potensi lain agar stunting bisa kita cegah. Anak harus tumbuh sehat dan normal sebagai pelanjut tonggak estafet pembangunan bangsa ini," ujar Melati.

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman mengatakan, terdapat 69 desa yang akan menjadi sasaran pencegahan stunting sekaligus imunisasi.

Baca juga: Momen Sumpah Pemuda, UMP Bangka Belitung Naik Jadi Rp 3,2 Juta

Pemprov akan menjadi koordinator kegiatan, berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota.

Untuk itu pemerintah telah mengalokasikan pagu dana hingga Rp 21 miliar selama tahun 2020.

"Nanti desa sasaran perlu dirinci lagi. Keluarga yang terima bantuan pekerjaannya disesuaikan, kalau peternak dibantu usaha ternak dan nelayan dibantu juga sesuai kebutuhannya. Sementara pangan alternatif terus dipersiapkan," ujar Erzaldi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com