Perampokan berujung maut tersebut terjadi pada Sabtu, 9 Agustus lalu. Otak perampokan disertai pembunuhan itu tak lain adalah Parwidi (32), cucu korban. Parwidi dibantu Bagus Ardi Mukti (24) dan Susi Susanto (27), keduanya warga Jambu, serta Slamet Rukimin alias Min (26), penduduk Bandungan.
Peran Parwidi tergambarkan pada adegan pertama rekonstruksi. Adegan menggambarkan saat Slamet Rukimin pulang dari Boja mampir ke rumah Parwidi di Desa Genting pada bulan puasa lalu sekitar pukul 13.00 WIB. Kemudian, terjadi dialog antara Parwidi dan Min terkait rencana jahatnya.
"Ada kerjaan," kata Parwidi.
Min menjawab, "Kerjaan apa?"
"Mencuri emas milik nenekku," ujar Parwidi.
Mendengar itu, Min sempat mengungkapkan keheranannya.
"Kok tega tho Mas, emas neneknya akan diambil."
Lantas, Parwidi menyatakan alasannya.
"Karena nenek menjengkelkan."
Sementara itu, untuk cara para tersangka mengeksekusi korban tergambar pada adegan ke-12. Tersangka Bagus, Susi Susanto, dan Rukimin melumpuhkan korban secara bersama saat tidur. Lantaran korban bersuara dan memberontak, akhirnya tiga tersangka membekap sekaligus menyumpal mulut korban dengan kain putih, juga mengikat kedua tangan dan kaki korban dengan kain warna coklat dan selendang.
"Ada 14 adegan rekonstruksi. Rekonstruksi kami gelar di halaman polres dengan pertimbangan keamanan. Karena memang salah satu pelaku masih keluarga, itu dikhawatirkan akan memicu kemarahan anggota keluarga yang lain jika dilakukan di TKP," kata Kasat Reskrim Polres Semarang Iptu Herman Sophian di sela rekonstruksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.