Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala BKKBN Sebut Judi Online Bisa Picu Perceraian

Kompas.com - 28/06/2024, 12:49 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Belum lama ini Satgas Pemberantasan Judi Online menyebut bahwa Jawa Tengah (Jateng) merupakan wilayah dengan pemain terbanyak ketiga setelah Jawa Barat dan Jakarta.

Merespons hal itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengkhawatirkan ketergantungan terhadap judi online bakal memicu terjadinya konflik rumah tangga yang berujung perceraian.

"Kami belum punya penelitian secara objektif yang menghubungkan perceraian sama judi online. Tapi perceraian yang kita lihat sekarang ini lebih dari 70 persen karena perbedaan pendapat yang kecil kecil antara suami dan istri," ungkap Hasto di Hotel Santika, Semarang, Kamis (27/6/2024).

Baca juga: Iklan Judi Online Muncul di Situs SMAN 1 Sukabumi

Menurutnya, orang yang terlibat judi online itu termasuk perilaku toksik atau beracun. Pasalnya pelaku menggantungkan hidupnya pada spekulasi yang tak pasti.

Belum lagi pemain judi online sering kali terganggu secara psikologi sehingga sulit mengontrol emosi. Hal itu tentu saja merusak keharmonisan keluarga.

"Saya khawatir kalau suaminya itu dengan spekluasi berjudi, pasti situasi keluarga tidak tentram, karena orang berjudi itu mungkin juga emosi kecewa, kalau menang itu euforia, uangnya dihambur-hamburkan," beber Hasto.

Dia meyakini, kepala keluarga mesti bertanggung jawab menafkahi keluarganya dengan bijak. Bukan dengan sumber spekulasi dari hasil judi yang tidak berkah.

"Itu baru hipotesa saya, karena (judi online) itu perilaku toksik. Orang toksik ketemu orang normal kan jadi kacau, suaminya toksik, anaknya toksik. Perilaku judi ini menurut saya toksik," tegas Hasto.

Untuk itu dia berharap agar para kepala keluarga dapat menghindari jeratan judi online agar tidak terjadi konflik di keluarganya. Dia menilai hal ini juga menjadi upaya meminimalisir pemicu perceraian.

"Jadi saya kahwatir kalau kepala keluarganya hidup dengan spekulasi, saya yakin itu akan berkontribusi pada konflik di dalam keluarga, saya yakin tidak berkah lah hasilnya, sehingga perceraian pun akan terpengaruh," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com