SEMARANG, KOMPAS.com - Buruh PT Pos Indonesia (Persero) di Jawa Tengah merasa khawatir bila nantinya terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK), akibat transformasi teknologi robotik dan digitalisasi dari efisiensi perusahaan.
Ketua Bidang Organisasi dan Kaderidasi Serikat Pekerja Pos Indonesia (SPPI) Jateng Kuat Bermartabat, Sudarmaji, menyebut, informasi yang dia terima nantinya karyawan di bagian penyortiran akan diganti dengan teknologi robotik.
"Karena transformasi bisnis dan pengalihan SDM yang tadinya PT Pos Indonesia adalah perusahaan padat karya yang banyak dikerjakan manusia, tiba-tiba dialihkan ke robotik. Kalau robotik jelas akan mengurangi tenaga kerja," kata Sudarmaji, saat dikonfirmasi, Jumat (28/6/2024).
Baca juga: Pos Indonesia Investasi Robot untuk Efisiensi Gaji, Ekonom: Perlu Analisis Lagi
Kendati merasa nyaman dengan pekerjaannya sekarang, Sudarmaji, menyebut para buruh di bagian penyortiran di Sentral Pengolahan Pos Semarang tetap khawatir.
Sebab, mereka terancam PHK karena tugasnya kemungkinan bakal digantikan oleh teknologi robotik.
"Karena robotik itu nanti dibuat penyortiran, di Sentral Pengolahan Pos yang ada di setiap regional. Kalau di Jateng, ada dua Sentral Pengolahan Pos, di Yogyakarta dan Sentral Pengolahan Pos Semarang," ujar Maji, sapaan akrabnya.
Dia khawatir, sekitar 100 buruh PT Pos di Jateng akan digantikan teknologi robotik.
"Kalau melihat isu kemarin sekitar 8.000 kena PHK dengan cara bertahap, enggak langsung. Itu rumor yang kita dengar. Di Jateng mungkin 100-an tenaga penyortiran, karena kerjanya shift-shiftan, ada yang tiga kali shift," ungkap dia.
Sebelumnya diberitakan, PT Pos Indonesia (Persero) melakukan investasi masif pada robot dan digitalisasi untuk efisiensi pengeluaran perusahaan pelat merah ini.
Direktur Utama PT Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi menyatakan, kebijakan ini diperlukan untuk mengurangi pengeluaran tetap (fixed cost), yang sebagian besar berasal dari gaji karyawan.
“Penggunaan robotik dan digitalisasi kami perluas. Dengan robot kan lebih efisien. Kerja 24 jam. tidak ada salah sortir karena human error, tidak ada rusak karena barang dilempar-lempar,” ujar Faizal, di Jakarta, Rabu (12/6/2024).
Meskipun tujuannya untuk efisiensi, Faizal tidak menampik investasi robotik ini menelan biaya yang sangat besar.
Namun, ia tidak mempermasalahkannya dan optimistis transformasi tersebut bisa membuat BUMN ini bertahan dalam jangka waktu yang panjang.
“Itu akan mengurangi profitabilitas kami di tahun ini. Tapi mudah-mudahan, karena lebih efisien di cara mengoperasikan perusahaan ini, jadi jangka panjang nanti kembali lagi profitnya," kata Faizal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.