Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Andi Pradinata, Seniman Disabilitas yang Multitalenta

Kompas.com - 25/06/2024, 05:34 WIB
Suwandi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

 

Bersiasat dalam keterbatasan

Hidup dengan keterbatasan membuat Amao kreatif untuk membuka pintu-pintu rezeki di bidang kesenian. Tidak hanya untuk dirinya tetapi orang lain yang serupa dengan Amao.

Ketika bicara kesulitan tentu tak ada habisnya, kata Amao untuk menyalakan korek api saja dia kesulitan, bahkan untuk membawa motor saja repot. Bahkan, peralatan kesenian yang ada, sukar untuk dimainkan dengan tangan satu.

Batasan itu tidak membuat Amao menyerah, justru dia lebih banyak berpikir untuk membuat siasat mengatasi keterbatasan. Misalnya dia melukis dengan ampas kopi, kulit kacang dan media lain yang memudahkan dalam berkesenian.

Alhamdulillah lukisan saya laku belasan juta. Itu saya gunakan untuk membeli motor pertama saya. Dan sudah dimodifikasi, agar bisa mudah dikendarai dengan tangan satu,” kata Amao.

Walau begitu Amao nyaris meradang, karena ditolak pemimpin televisi lokal. Bukan karena karyanya yang terlalu kritis, tetapi karena fisiknya yang berbeda dari kebanyakan orang. Padahal, ia telah mendapatkan kontrak dengan nilai lumayan.

Baca juga: Overlanding Indonesia Gelar Kesenian Tradisional Bantengan di Malang

“Ketika mau masuk televisi dipermasalahkan karena kecacatan. Tahun 2005-2006 itu memang jarang atau tidak pernah orang cacat itu tampil, karena alasannya kurang menarik,” kata Amao.

Rekan-rekan disabilitas Amao hendak turun tangan dan sempat menyita perhatian banyak orang Jambi. Lantaran Amao dicekal selama seminggu.

“Karena banyak pihak yang turun terlibat, akhirnya ada permintaan maaf dari yang bersangkutan dan saya dibolehkan,” kata lelaki yang memenangi lomba lawak tingkat Sumatera ini.

Menjadi seniman yang menekuni banyak bidang, membuat Amao lebih mudah dalam mendapatkan pemasukan. Uang didapat dari banyak pintu. Alasan itulah membuat dia merdeka dalam berkarya.

“Saat berkesenian tidak pernah berharap dukungan dan minta dana dari pemerintah untuk menunjang kesenian. Saya tidak punya utang budi dan kadang dikasih malah tidak mau," kata Amao.

Pada dasarnya bukan anti-Pemerintah, tetapi berkarya tanpa campur tangan Pemerintah justru lebih maksimal dan bebas.

Menepi dan tinggal di kebun 

Untuk saat ini, Amao bukan mencari uang di kesenian. Justru, dia menghabiskan uang dan waktunya untuk berkarya.

Tangga kesenian Amao sudah dipuncak dan menghasilkan uang cukup banyak, setelah dengan kreativitasnya membantu sejumlah calon kepala daerah.

Kini, dia mengaku ingin hidup dengan cara orang ‘dewasa’, yang berangkat dari masa lalu, untuk sekarang dan masa depan.

Amao memboyong istri dan dua anaknya untuk tinggal di kebun. Lantaran ia ingin hidup lebih damai jauh dari hingar bingar perkotaan.

Untuk bertahan hidup di masa sekarang dan masa depan, Amao merintis usaha sate. Sekarang sudah memiliki dua cabang, dan bulan depan akan ditambah menjadi lima cabang.

Baca juga: Gejog Lesung, Kesenian Tradisional yang Jadi Ekspresi Kebahagiaan Masyarakat Agraris

“Belakangan saya ingin hidup dengan cara sedikit berbeda, sunyi dan tenang. Berkesenian untuk mengejar manfaat bagi orang lain, orang sedih jadi gembira, orang yang gembira jadi berpikir,” kata lelaki berusia 40 tahun ini.

Meskipun sudah mulai menepi, tidak semua aktivitas kesenian hilang dan dilupakan. Ia tetap membuat lagu.

Dia juga masih syuting setiap dua minggu sekali untuk program televisi lokal bersama sanggar Abdul Muluk Reborn.

Abdul Muluk Reborn adalah komunitas yang menghidupkan teater tradisi Abdul Muluk, yang menegaskan akar komedi-nya.

Amao mengaku ingin memberi tawa kepada orang, tetapi sekaligus membuat penonton berpikir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Antar Pulang Jemaah Haji di Solo, Pesawat Garuda Putar Balik karena Masalah Teknis Saat Terbang ke Jeddah

Usai Antar Pulang Jemaah Haji di Solo, Pesawat Garuda Putar Balik karena Masalah Teknis Saat Terbang ke Jeddah

Regional
Ungkap Kasus, Keluarga Afif Rela Makam Anaknya Dibongkar

Ungkap Kasus, Keluarga Afif Rela Makam Anaknya Dibongkar

Regional
Cuaca Buruk, Sebuah Kapal Muat Beras 4 Ton Tenggelam di Perairan Wakatobi

Cuaca Buruk, Sebuah Kapal Muat Beras 4 Ton Tenggelam di Perairan Wakatobi

Regional
Kebakaran SPBU di Pati, Sopir Tewas, Mobilnya Hangus

Kebakaran SPBU di Pati, Sopir Tewas, Mobilnya Hangus

Regional
Diisukan Sekolah Negeri Tambah Rombel, Sejumlah Calon Siswa SMP Swasta di Brebes Batalkan Daftar Ulang

Diisukan Sekolah Negeri Tambah Rombel, Sejumlah Calon Siswa SMP Swasta di Brebes Batalkan Daftar Ulang

Regional
Kerja Ganda Perempuan Capai Kursi Kepemimpinan di Daerah

Kerja Ganda Perempuan Capai Kursi Kepemimpinan di Daerah

Regional
Heboh Ikan Naik ke Daratan Pantai Sikka NTT, Ini Penjelasan Dinkes

Heboh Ikan Naik ke Daratan Pantai Sikka NTT, Ini Penjelasan Dinkes

Regional
Pemko Gunungsitoli Pecat Pejabatnya, Karya: Mana Bukti Pelanggarannya?

Pemko Gunungsitoli Pecat Pejabatnya, Karya: Mana Bukti Pelanggarannya?

Regional
Deflasi 2 Bulan Berturut-turut, Kota Semarang Disebut Sukses Kendalikan Inflasi

Deflasi 2 Bulan Berturut-turut, Kota Semarang Disebut Sukses Kendalikan Inflasi

Regional
PAN dan Gerindra Berkoalisi di Pilkada Padang 2024, Dukung Hendri Septa-Hidayat

PAN dan Gerindra Berkoalisi di Pilkada Padang 2024, Dukung Hendri Septa-Hidayat

Regional
Desain Prototipe Disediakan untuk Pengajuan PBG di Banyuwangi, Pemohon Tak Perlu Pakai Jasa Konsultan

Desain Prototipe Disediakan untuk Pengajuan PBG di Banyuwangi, Pemohon Tak Perlu Pakai Jasa Konsultan

Regional
Begini Penampakan Tambang Emas Ilegal di Kebumen, Kedalaman 28 Meter dan Bercabang 2

Begini Penampakan Tambang Emas Ilegal di Kebumen, Kedalaman 28 Meter dan Bercabang 2

Regional
Pj Gubernur NTB Minta Pemda Segera Atasi Krisis Air Bersih di Gili Meno

Pj Gubernur NTB Minta Pemda Segera Atasi Krisis Air Bersih di Gili Meno

Regional
Polda Sumbar Lanjutkan Penyelidikan Kematian Siswa SMP di Padang

Polda Sumbar Lanjutkan Penyelidikan Kematian Siswa SMP di Padang

Regional
BKD Jateng Klaim Tak Ada ASN yang Main Judi 'Online'

BKD Jateng Klaim Tak Ada ASN yang Main Judi "Online"

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com