Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mother Bank", Saat Para Ibu di Majalengka Lawan Rentenir "Bank Emok" dengan Lagu

Kompas.com - 09/04/2024, 11:22 WIB
Rachmawati

Editor

“Terus enggak sekali kan setoran itu, tiap minggu. Pernah pinjam juga ke pinjaman yang bunganya 50% buat setoran bank emok. Jadi malah nambah utang,” ujarnya kemudian.

Keresahan para ibu di Dusun Wates itu disadari oleh Ismal Muntaha, seniman yang tinggal di dusun itu dan sering berkegiatan bersama ibu-ibu tersebut. Kepada Ismal dan istrinya, Bunga Siagian, mereka kerap mengeluhkan pengalaman terjerat bank emok.

Baca juga: Jadi Tersangka Arisan Bodong Rp 5,8 Miliar, Selebgram Asal Gresik Pingsan di Polda Jatim

Diakui Ismal, ibu-ibu tersebut sangat bergantung dengan model peminjaman bank emok atau bank keliling karena rata-rata mereka buruh harian lepas.

Tiap kali ada kebutuhan mendesak, seperti membetulkan rumah yang rusak, biaya sekolah anak atau biaya pengobatan anak yang sakit, mereka akan bertumpu pada bank emok atau rentenir.

“Bank-bank kayak ginilah yang jadi jalan keluarnya karena kalau ke bank formal mereka gak punya jaminan, plus kita juga tinggal di tanah sengketa, tanah enggak ada sertifikatnya,” kata Ismal yang juga menjadi pengurus di Badan Kajian Pertanahan ini.

Sengketa tanah yang dimaksud Ismal adalah sengketa warga dengan pihak Landasan Udara Sugiri Sukani TNI Angkatan Udara.

Pada 2020 silam, Ismal dan Bunga mendapat undangan residensi seni di Inggris. Sayangnya, mereka batal berangkat lantaran terhalang pandemi Covid-19.

Baca juga: Arisan Bodong di Bojonegoro Makan Korban, Kerugian Rp 925 Juta

Kemudian terbesit ide Ismal memanfaatkan dana residensi sebesar Rp25 juta sebagai modal awal membentuk bank emak-emak atau Mother Bank dengan menyalurkan pinjaman tanpa bunga. Ide itu disambut baik oleh pihak penyelanggara pameran di Inggris.

“Ide ini buat mereka, bahkan bisa langsung berdampak daripada ke Inggris bikin pameran. Saya ingat sekitar Rp20 juta - Rp25 juta kalau enggak salah, plus tabungan kami. Akhirnya itu yang kami pinjamkan ke ibu-ibu.”

“Sesederhana bilang, ‘Bu, gimana kalau minjamnya sekarang ke kami saja, bunganya 0 persen.’ Ibunya langsung waahh...” beber Ismal sambil tertawa.

Kendati tanpa bunga, bukan berarti pinjaman itu bebas syarat. Ismal menjelaskan debitur Mother Bank harus menyediakan waktunya kurang lebih dua jam untuk berkegiatan dan berkarya. Dua jam itu, jelas Ismal, adalah waktu yang biasanya dihabiskan para ibu saat pertemuan dengan bank emok.

Baca juga: Puluhan Orang di Surabaya Mengaku Tertipu Arisan Idul Fitri, Rugi Rp 250 Juta

“Saya sama Bunga ini melihat kalau dua jam ini dibuat kegiatan kolektif buat kepentingan kampung, bisa banget ini. Itulah prasyarat minjam uang ke Mother Bank, bunga 0%, kemudian ibu-ibu mesti investasi waktu,” ungkap Ismal.

Pada 2020, Mother Bank dibentuk dan kini beranggotakan sebelas orang. Selama empat tahun terakhir, banyak kegiatan yang telah dilakukan Mother Bank.

Pada tahun pertama setelah dibentuk, Mother Bank mengelola kebun bersama. Mereka memilih berkebun singkong karena dianggap paling mudah ditanam. Setelah panen, singkong itu kemudian diolah menjadi tepung mocaf, untuk mengganti ketergantungan pada terigu yang diimpor.

“Singkong itu kami coba modifikasi jadi tepung mocaf. Harapannya, bisa menggantikan terigu, bahkan dijual. Walaupun enggak berhasil sampai ke penjualan, hanya sampai bikin semacam acara masak bareng bahwa kami punya menu-menu baru dari tepung singkong, bikin mie, bolu,” sebut Ismal.

Baca juga: Ganti Kerugian Korban, Penipu Arisan Fiktif di Jombang Bebas dari Jerat Pidana

Pada 2020, Mother Bank dibentuk dan kini beranggotakan sebelas orangBBC Indonesia/Yuli Saputra Pada 2020, Mother Bank dibentuk dan kini beranggotakan sebelas orang
Kegiatan selanjutnya, papar Ismal, membuat pasar kuliner. Ibu-ibu Mother Bank diharuskan membuat satu jenis makanan yang bisa dijual di pasar tersebut. Pasar yang diberi nama Wakare dan digelar mingguan ini punya cara unik dalam pembayarannya, yakni memakai koin yang terbuat dari tanah.

Uang rupiah ditukar ke koin tanah dengan nilai yang sama. Tujuannya, untuk mengkampanyekan Jatiwangi sebagai wilayah kebudayaan tanah.

“Inginnya sih punya mata uang tanah. Pasar ini itu juga cukup viral, bahkan omsetnya sampai Rp8 juta dalam satu kali pasaran,” sebut Ismal.

Tidak berhenti di situ, Ismal berencana membuat semacam Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) pada tahun keempat Mother Bank dibentuk. Ismal berharap BUMDes ini bisa menjalankan program penanganan stunting.

Baca juga: Ratusan Warga Jabar Jadi Korban Arisan Bodong, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Selain itu, pada 2022 silam, Ismal berinisatif membuat kegiatan kolektif yang menyertakan anggota Mother Bank di bidang musik.Terciptalah lagu berjudul “Jalan-Jalan” yang kemudian viral di dunia maya. Hasilnya, menurut Ismal, melampaui dugaan.

Kelompok musik Mother Bank pun terkenal dan kerap diundang ke beberapa ajang musik, seperti Pestapora pada 2023 di Jakarta dan Pertemuan G20 pada 2022 di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Kini, Mother Bank sudah memiliki enam buah lagu.

Mother Bank juga menjadi model iklan sebuah bank swasta dan produk pasta gigi.

Kelompok musik ini terbilang unik, selain kostumnya yang menarik, alat musik yang digunakan berbeda dengan yang lain, yaitu menggunakan benda-benda yang terbuat dari tanah liat, seperti genteng dan tembikar.

Dengan berbagai kegiatan tersebut, ibu-ibu yang tergabung dalam Mother Bank merasa berdaya dan terbebas dari lilitan utang bank emok.

“Sekarang kan enggak ke bank saja, bisa bermusik, bisa tahu pengalaman ke mana saja, harus pintar juga,” ungkap Aan, salah satu anggota Mother Bank.

Baca juga: Demi Cuan, Sosialita di Pemalang Tipu dan Gelapkan Arisan

Hal senada diungkapkan Yati Sumiati yang mengaku kini bisa mengatasi utang-utang sebelumnya. Selain itu, bergabung dengan kolektif musik Mother Bank membawanya ke berbagai tempat seperti Yogyakarta, Magelang dan Sukabumi.

“Kita ini dulu ibu-ibu yang enggak tahu apa-apa, jadi bisa karena Mother Bank ini. Senang banget ada Mother Bank sudah pinjaman tanpa bunga, kita bisa dapat pengalaman juga, bisa belajar, bertemu dengan orang-orang tinggi,” aku Yati.

Apalah Mother Bank bisa memberantas bank emok?

?Kemampuan pendekatan bank emok dengan personal itu harus dilawan dengan pendekatan personal lagi, tutur pakar ekonomi dari Unpad, Ferry Haryanto.ANTARA FOTO via BBC Indonesia ?Kemampuan pendekatan bank emok dengan personal itu harus dilawan dengan pendekatan personal lagi, tutur pakar ekonomi dari Unpad, Ferry Haryanto.
Ismal mengakui keberadaan Mother Bank belum bisa menghilangkan bank emok lantaran perilaku konsumtif membuat bank emok masih dibutuhkan kehadirannya oleh masyarakat.

Namun setidaknya, keberadaan Mother Bank mengurangi ketergantungan warga pada bank emok.

“Beberapa ibu-ibu setidaknya agak mulai berkurang (meminjam ke bank emok), yang tadinya minjem ke beberapa bank, sekarang jadi berkurang, cuma jadi satu bank.”

“Pelan-pelan di Mother Bank sudah mulai berkurang ketergantungannya sama bank emok (karena dapat penghasilan tambahan). Kita dapat fee manggung dan fee iklan,” kata Ismal.

Pakar Ekonomi dari Unpad, Ferry Hadiyanto, mengamini bahwa bank emok sulit diberantas. Tiga riset yang pernah dilakukan Ferry, salah satunya berjudul The Role Business Incubator in Improving Family Welfare in West Java pada 2021, mengungkapkan bahwa kebutuhan akan bank emok justru muncul dari masyarakat sendiri.

Baca juga: Suami Selebgram Pelaku Arisan Fiktif di Lombok Barat Turut Ditangkap

Ketika masyarakat dalam kondisi berhadapan dengan kebutuhan yang mendesak, seperti hajatan atau gagal panen, mereka akan mencari uang dengan “risiko apa pun”, kata Ferry, termasuk mendatangi bank emok.

“Karena gagal panen, tapi dia harus masuk musim tanam berikutnya, engak punya uang atau modal. Salah satu sumber yang tepat bagi mereka itu adalah bank emok,” jelas Ferry.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Regional
KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

Regional
Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Regional
Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Regional
Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Regional
442 Rumah Warga di OKU Selatan Terdampak Banjir

442 Rumah Warga di OKU Selatan Terdampak Banjir

Regional
Warga OKU Diminta Waspadai Bencana Longsor

Warga OKU Diminta Waspadai Bencana Longsor

Regional
Digigit Anjing, 2 Warga Sikka Dilarikan ke Larantuka karena Kosongnya Vaksin Antirabies

Digigit Anjing, 2 Warga Sikka Dilarikan ke Larantuka karena Kosongnya Vaksin Antirabies

Regional
Preman Pemalak Sopir Truk di Lampung Ditangkap, Korban Diadang dan Dianiaya

Preman Pemalak Sopir Truk di Lampung Ditangkap, Korban Diadang dan Dianiaya

Regional
Cemburu Buta, Suami di Semarang Aniaya Istri hingga Patah Rahang

Cemburu Buta, Suami di Semarang Aniaya Istri hingga Patah Rahang

Regional
Ketua MUI Salatiga Daftar Bakal Calon Wakil Wali Kota, Kyai dan Masyayikh NU Sampaikan Penolakan

Ketua MUI Salatiga Daftar Bakal Calon Wakil Wali Kota, Kyai dan Masyayikh NU Sampaikan Penolakan

Regional
Tak Hadir Saat Ujian Sekolah, Siswi di Wonogiri Ditemukan Tewas dalam Kondisi Hamil

Tak Hadir Saat Ujian Sekolah, Siswi di Wonogiri Ditemukan Tewas dalam Kondisi Hamil

Regional
Sebut Ingin Lanjutkan Pembangunan, Inkumben Bupati Demak Daftar di 3 Parpol Ini

Sebut Ingin Lanjutkan Pembangunan, Inkumben Bupati Demak Daftar di 3 Parpol Ini

Regional
Banjir Mahakam Ulu Telan Korban, Warga Tenggelam saat Berenang Pakai Jeriken

Banjir Mahakam Ulu Telan Korban, Warga Tenggelam saat Berenang Pakai Jeriken

Regional
Kondisi Terkini Bencana Banjir Bandang di Sumbar, 14 Warga Hilang dan Penjelasan BMKG

Kondisi Terkini Bencana Banjir Bandang di Sumbar, 14 Warga Hilang dan Penjelasan BMKG

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com