SIKKA, KOMPAS.com - YYH (33) dan ARWM (5) warga Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mengalami luka akibat digigit anjing harus dilarikan ke Larantuka lantaran kosongnya stok vaksin anti-rabies (VAR).
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka Yohanes Emil Satriawan menerangkan, YYH digigit anjing di bagian leher pada pada Kamis (9/5/2024).
Baca juga: Tanda dan Penyebab Kucing Terkena Rabies, Ini Kata Dokter Hewan
"Saat itu dia pulang ke rumah dalam keadaan mabuk minuman keras (miras). Dia terjatuh dekat seekor anjing. Anjing tersebut kemudian menggigit YYH di bagian leher," ujar Yohanes saat dihubungi, Jumat (17/5/2024).
Sementara ARWM, lanjutnya, digigit anjing tetangganya pada Selasa (14/5/2024).
Awalnya ARWM sedang bermain di halaman, tiba-tiba seekor anjing berusia lima tahun menggigitnya di bagian dada sebelah kanan.
Baca juga: Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies
Yohanes menerangkan setelah digigit, keduanya sudah mendapatkan perawatan oleh petugas, namun belum disuntik vaksin anti rabies(VAR).
"Kedua korban sudah dibawa ke Larantuka untuk disuntik VAR, karena stok vaksin kita masih kosong," kata dia.
Baca juga: Digigit Anjing Rabies, Anak 8 Tahun di Kalbar Meninggal Dunia
Diirinya menyayangkan kasus gigitan anjing di Kabupaten Sikka yang masih terjadi.
Padahal pemerintah telah menginstruksikan agar semua hewan penular rabies (HPR) khususnya anjing wajib diikat atau dikandangkan.
"Ini sebetulnya soal kesadaran masyarakat yang memelihara anjing. Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya termasuk eliminasi, tetapi kesadaran masyarakat belum," kata dia.
Baca juga: 10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei
Sebelumnya, Penjabat Sekda Sikka, Margaretha Movades da Maga menyatakan, stok vaksin anti rabies untuk korban gigitan hewan penular rabies (HPR) telah tersedia.
"Stok vaksin anti-rabies sudah tersedia sebanyak 500 vial," ujar Margaretha saat dihubungi, Rabu (24/4/2024).
Dia mengatakan ratusan dosis tersebut merupakan bantuan provinsi. Proses distribusi ke beberapa Puskesmas diklaim masih berlangsung.
Hanya saja, demikian Margaretha, tidak semua puskesmas mendapat jatah dalam jumlah banyak karena stok yang ada sangat terbatas.
"Sebagian besar vaksin disimpan di rabies center yakni Puskesmas Beru. Untuk puskesmas lain tidak terlalu banyak, karena dilihat dari jumlah kasus gigitan," ujar dia.
Pemkab Sikka, lanjut dia, telah bersurat ke Kementerian Kesehatan meminta bantuan vaksin sebanyak 1000 vial.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.