“Harus ada zona inti gajah dan zona manusia yang keduanya tak boleh saling menggangu,” kata Ishak.
Untuk menghubungkan kawanan gajah, BKSDA Jambi sebenarnya sudah merancang koridor gajah. Sehingga WCA masuk dalam kawasan ekosistem esensial (KEE) yang menyangga TNBT.
KEE seluas total 54.800 hektar menjadi ruang jelajah bagi 120 gajah Sumatera. Arealnya mencakup zona konservasi dalam kawasan HTI, hutan tanaman rakyat, dan hutan produksi.
Namun koridor gajah yang telah disusun ini tidak berjalan sampai sekarang. Pemangku kebijakan kesulitan untuk menyeimbangkan berbagai kepentingan, terkendala regulasi dan pendanaan untuk mewujudkan rencana tersebut.
Alber Tetanus, peneliti dari International Elephent Project, menuturkan wilayah WCA sudah lama menjadi areal jelajah kawanan gajah.
Sejak kawasan itu dialihkan fungsinya menjadi hutan tanaman industri (HTI) karet tahun 2010, perambahan liar pun marak. Bersamaan itu pula konflik satwa dilindungi menyeruak.
Pihaknya pun mendapati penanganan kurang berpihak dari perusahaan terhadap gajah di wilayah itu. Kerap didapati petugas malah menggiring gajah keluar dari dalam WCA yang ditanami karet dan sawit.
Ruang jelajah yang semakin sempit membuat angka kematian gajah tinggi. Kemudian, banyak gajah terjebak dalam kantong kecil dan terfragmentasi.
Apabila dibiarkan berkepanjangan maka kepunahan gajah di depan mata. Gajah kehilangan sumber pakan alami, kawin sedarah, minum racun rumput, dan menjadi korban perburuan liar.
Tidak hanya perambah, ancaman deforestasi telah menelan hampir separuh ruang jelajah gajah.
Laporan yang diterbitkan Mighty Earth, LAJ melakukan sebagian besar perusakan melalui kegiatan pembukaan hutan berskala industri, terutama di blok 4 dengan luas 3.966 hektar.
Wahono, petani yang bermukim di WCA mengatakan, LAJ menebang hutan di blok 4. Dampak dari kejadian itu, banyak gajah mati yang tidak tercatat dan jalur gajah berubah.
Kompas.com mengelilingi blok 4, menemukan banyak pohon hampir sebesar drum tergeletak dan melapuk. Bekas tunggulnya berdiameter lebih dari 60 sentimeter.
Pembukaan hutan belukar tua ratusan hektar di Desa Pemayungan dan Desa Semambu, yang ditanam periode 2020-2021.
Berdasarkan analisis Global Forest Watch Indonesia, kawasan LAJ terjadi deforestasi yang tinggi bahkan ditemukan jejak kebakaran pada tahun 2015 dan 2019.
Murad mengatakan, LAJ hampir setiap tahun membuka hutan untuk menanam karet. Berdasarkan kearifan orang kampung, belukar tua itu dianggap hutan karena rata-rata pohon setinggi 15-20 meter dan diameternya lebih dari 30 sentimeter.
Karmila Parakkasi, Chief Sustainability PT Royal Lestari Utama (RLU) mengklaim konsesi mereka masih menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati, spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi.
LAJ merupakan anak usaha dari RLU. Sementara Michelin telah mengakusisi RLU sebagai pemegang saham tunggal pada Juli 2022.
Terkait adanya deforestasi dalam konsesi, kata Karmila, kehadiran perusahaan untuk kembali menghijaukan kawasan yang telah rusak, melalui penanaman karet yang berkelanjutan dan konservasi serta meningkatkan penghidupan masyarakat.
LAJ menetapkan area WCA seluas 9.700 hektar untuk menyediakan wilayah jelajah bagi gajah Sumatera, dengan populasi sekitar 120-150 individu dan satwa liar lainnya.
Selain itu, WCA merupakan area penghidupan Orang Rimba dan masyarakat yang sudah terlanjur mengelola di WCA.
Total luas WCA dapat dirincikan areal hutan dan penghidupan masyarakat seluas 8.300 hektar dan areal produksi karet milik perusahaan sebanyak 1.400 hektare.