“WCA adalah inisiatif yang ditetapkan LAJ sejak 2018. Maka perusahaan berkomitmen untuk tidak mengembangkan areal baru untuk tanaman karet, di dalam keseluruhan WCA,” kata Karmila.
Untuk menangani konflik dengan gajah, perusahaan melatih masyarakat untuk menggiring gajah keluar dari kebun jika gajah masuk.
“Dari laporan masyarakat yang kami terima, pelatihan mitigasi konflik gajah ini membawa perkembangan positif, berupa penurunan luas lahan masyarakat yang rusak karena gajah,” kata Karmila.
Ia merinci, pada 2021 luas tanaman yang rusak seluas 29,25 hektare dan pada tahun 2022 turun menjadi 6,75 hektare.
Kendati demikian, masyarakat yang berada di lokasi WCA tetap memasang pagar listrik.
Terkait pagar listrik ini, Karmila menuturkan, perusahaan telah berupaya secara proaktif melaporkan situasi yang terjadi di lapangan dan meminta BKSDA Jambi dan instansi lain, untuk melakukan penanganan bersama terhadap keberadaan pagar yang dipasang masyarakat penggarap di dalam konsesi LAJ.
Tidak hanya itu, perusahaan juga telah membuat laporan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Kemudian perusahaan meminta kepada 33 warga yang memasang pagar listrik untuk segera dibongkar. Namun warga menolak melakukan pembongkaran pagar, jika tidak ada solusi lain yang diberikan kepada mereka.
“Staf kami dihadang sekelompok warga yang menolak membongkar pagar. Kami lapor ke Kementerian, namun sampai sekarang kami belum mendapatkan tanggapan atau arahan yang kami harapkan,” kata Karmila yang juga menjabat Direktur LAJ.
Perusahaan di lapangan terus melanjutkan upaya sosialisasi kepada masyarakat namun tanpa arahan yang jelas dari pemerintah selaku pemegang kewenangan atas satwa liar dilindungi, upaya ini tidak dapat dilakukan oleh LAJ sendiri.
Kepala BKSDA Jambi, Donal Hutasoit menuturkan, untuk melindungi gajah dari sengatan pagar listrik, pihaknya sudah melakukan operasi. Sebagian pagar listrik sudah dibongkar.
Terkait adanya laporan LAJ ke KLHK, sebaiknya mereka tetap membuat strategi dan langkah-langkah penanganan, baik sendiri maupun merangkul para pihak untuk menertibkan pagar listrik di areal konsesinya.
Dukungan telah diberikan pemerintah, karena status kawasan hutan produksi atau hutan negara.
Karet produksi LAJ dibawa menggunakan truk setiap dua minggu pada hari Selasa, Kamis, dan Jumat menuju pabrik karet PT Anugrah Bungo Lestari (ABL) di Desa Senamat, Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo.
Setelah karet terkumpul mereka membawa karet milik LAJ ke pelabuhan Teluk Bayur, Sumatera Barat.
Dari pelabuhan itu, perusahaan induk dari ABL yakni PT Kirana Megatara Tbk mengambil alih, untuk mengirimkan karet ke seluruh dunia. Perusahaan ini memasok karet ke produsen ban terbesar di dunia, Michelin.
Berdasarkan laporan tahunan PT Kirana Megatara Tbk, pengiriman karet tidak langsung ke Michelin, melainkan melalui PT Multisrada Arah Sarana Tbk dan Societe Des Matieres Premieres Tropical Pte, Ltd yang berbasis di Singapura. Dalam catatan PT Kirana Megantara Tbk, perusahaan ini memiliki piutang tahun 2021-2022 sebesar 2,8 juta USD.
Selain memasok karet ke Michelin, PT Kirana Megatara Tbk, juga memasok ke produsen ban seperti Good Year, Hankook, Yokohama, dan Pirelli.
Setiap kampanye dan laporan Michelin Group ke publik, senantiasa mengklaim ramah lingkungan, berkelanjutan dan nol deforestasi.
Namun Kompas.com menemukan anak usahanya secara terang-terangan mengusir Gajah Sumatera. Bahkan ada gajah yang mati dalam area konservasi milik mereka.
Liputan Investigasi ini didukung oleh Garda Animalia melalui Program Bela Satwa Project
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.