"Korban meninggalkan seorang istri dan dua orang anak, putri semua. Anak pertamanya usia delapan tahun dan anak keduanya usia enam tahun," katanya.
Danrem mengatakan Kopda Hendrianto wafat karena terkena tembakan di pipi sebelah kanan.
Sebelum wafat terkena tembakan, Hendrianto dan personel lainnya baru pulang dari pengamanan ibadah natal di Distrik Aifat.
Sementara itu, satu personel lainnya Pratu Frangky Gulo juga menjadi korban serangan diduga OPM. Frangky Gulo dilaporkan terkena serpihan amunisi atau peluru di bagian perut sebelah kanan.
Baca juga: Pangdam Kasuari soal Anggota Tertembak KKB di Maybrat: Kita Tambah Pos TNI
"Alhamdulillah serpihan amunisi itu sudah berhasil dioperasi dan diangkat. Saat ini kondisinya sudah normal kembali," ujarnya.
Kata dia lagi, Hendrianto dan prajurit lainnya mulai bertugas di Maybrat sejak 24 Maret 2023.
"Untuk diketahui bersama, setiap penugasan itu lamanya dua belas bulan, atau satu tahun, rolling-nya seperti itu, terus menerus, bergantian," ujar Rayen.
Hendrianto wafat setelah sembilan bulan bertugas di Maybrat Papua Barat Daya dan rencananya Hendrianto dan prajurit lain akan kembali bulan Maret 2024.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Mohamad Adlu Raharusun, Maichel | Editor: Khairina, Andi Hartik), Tribunnews.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.