Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Bulan KKB Sandera Pilot Susi Air, Egianus Kendalikan Penyanderaan dari Jauh

Kompas.com - 07/12/2023, 05:40 WIB
Dhias Suwandi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Sudah 10 bulan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya menyandera pilot Susi Air Kapten Philip Mark Merthens sejak 7 Februari 2023 lalu.

Detail informasi soal posisi Philip tidak pernah diungkap ke publik. Aparat hingga saat ini mengaku masih mengedepankan upaya negosiasi melalui Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nduga.

Proses pencarian Philip pun terkendala oleh kondisi wilayah Kabupaten Nduga yang bergunung-gunung dan minim infrastruktur. Sehingga proses pencarian terkesan lambat.

Baca juga: 10 Bulan Penyanderaan Pilot Susi Air, Kapten Philip Disebut Masih Hidup

Egianus tak bersama pilot

Kepala Operasi Damai Cartenz 2023 Kombes Faizal Ramadhani menjelaskan, walau proses negosiasi masih terus berjalan dengan mengandalkan para tokoh adat dan agama sebagai negosiator, tetapi aparat keamanan tetap melakukan berbagai upaya untuk mengetahui kondisi dari sandera.

Menurut dia, Satgas Damai Cartenz sudah memiliki gambaran mengenai lokasi para pelaku dan juga korban, walau posisi mereka kerap berpindah-pindah.

Faizal memastikan bahwa Egianus Kogoya sebagai pemimpin tertinggi KKB di Nduga, sudah cukup lama tidak bersama dengan Kapten Philip, atau tepat setelah dokumentasi penyanderaan terakhir disebarkan pada 25 Mei 2023.

Baca juga: Susi Pudjiastuti Berharap KKB Bebaskan Kapten Philip Sebelum Natal

Waktu pengambilan dokumentasi tersebut pun diyakini dilakukan sekitar 13 Mei 2023.

"KKB Nduga sesungguhnya tersebar ke beberapa distrik, sementara posisi Egianus sendiri itu tidak bersama-sama dengan pilot dan itu sudah berlangsung sudah lebih dari enam bulan, itu sudah lama sekali," ungkap Faizal saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (5/12/2023).

Penempatan personel TNI-Polri di berbagai titik di Nduga pun dianggap cukup berhasil menekan pergerakan KKB. Sebab, Egianus diyakini belum juga bergerak menuju lokasi pilot.

"Kami melihat sampai sekarang, belum ada indikasi Egianus untuk mendekati ke arah pilot walaupun bukan berarti mereka tidak ada komunikasi, artinya Egianus dalam posisi mengendalikan walau tidak dalam posisi yang dekat," tuturnya.

KKB terpencar

Militansi KKB Ndugama disebut menjadi salah satu yang tersulit untuk ditangani dibandingkan kelompok di kabupaten lain.

Faizal menilai bahwa penguasaan medan Egianus dan kelompoknya sangat baik dan mereka sangat jarang keluar dari wilayah mereka.

Tanpa menyebut secara rinci kejadian yang dimaksud, Faizal menganggap beberapa kontak tembak yang terjadi antara aparat keamanan dengan KKB di Nduga, sengaja dilakukan untuk membuat distraksi proses pencarian Philip.

Termasuk keberadaan Egianus yang sudah lama tidak bersama pilot.

"Menurut saya dia memecah konsentrasi, karena dari beberapa kejadian, kita meyakini posisi kejadian tidak ada di dekat pilot," cetusnya.

Baca juga: 8 Bulan KKB Menyandera Pilot Susi Air, Egianus Diduga Sempat Ancam Bupati Nduga

Halaman:


Terkini Lainnya

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Regional
Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Regional
Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com