Disampaikan Gita, sejumlah pejabat istri para Duta Besar (Dubes) dari berbagai negara juga menggunakan pakaian adat tiga suku di NTB, yakni, Suku Sasak, Sumbawa dan Mbojo.
"Ada juga stand boot makan, ada jajan tradisional seperti cerorot, tekel, berasal, dan masih banyak lainnya. Dan pantauan saya tadi banyak diburu para tamu mancanegara," lanjut Gita.
Sapniatun, salah satu pengerajin tenun asal Desa Sukarara, Lombok Tengah, yang membuka stand penjualan tenun di kegiatan WIC mengaku bangga dapat memasarkan produk kain tenun. Apalagi stand boot-nya sempat dikunjungi Iriana.
"Senang banget mas, mampu menunjukkan memperkenalkan kreativitas ekonomi dari Lombok, tadi sempat didatangi ibu Iriana, ia berpesan kira-kira bantuan apa yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha," kata Atun sapaan akrabnya.
Baca juga: Kampung Tenun Pontianak dan Mimpi Seorang Eks Pengungsi Konflik Etnis Sambas
Atun menyampaikan selama berjualan di WIC, banyak yang meminati kain tenunnya dan sejumlah barang karya yang dijajakan.
"Alhamdulillah lumayan yang beli. Kalau kisaran harga kain ada 2 juta sampai 10 juta seperti yang dipakai ibu Iriana tadi," kata Atun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.