Menurut mantan wali kota Bima ini, semua partai mempunyai visi dan misi perjuangan yang sama. Namun, ia memilih PDI-P karena memiliki slogan sebagai wong cilik atau menyatu dengan rakyat.
Lutfi juga memandang bahwa dirinya memiliki tujuan yang sama dengan PDI Perjuangan. Dia juga memuji sosok Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Kita ada kesamaan yaitu semangat perjuangan. Hal ini sama dengan PDI-P dengan slogan wong ciliknya. Kita juga bisa melihat PDI Perjuangan di bawah Ketum Ibu Megawati, selalu memperjuangkan kepentingan rakyat tanpa membeda-bedakan," tuturnya.
Baca juga: Wali Kota Bima Resmi Dicekal Selama 6 Bulan
Karena itu, dia kemudian ingin lebih bermanfaat dengan bergabung ke PDI-P untuk melanjutkan garis perjuangan. Ia pun berkomitmen untuk memenuhi segala tugas partai dengan sungguh-sungguh jika diberi kesempatan untuk bergabung.
"Saya masuk karena ingin melanjutkan perjuangan, tentu saja harus ada dukungan partai. Nah, dengan partai kita bisa leluasa berjuang lebih bermanfaat lagi. Kita masuk juga harus punya komitmen, bukan sekedar hijrah. Wajib loyal dan tegak lurus dengan kebijakan partai," tuturnya.
Selain itu, Lufi menyebut dirinya memiliki hubungan yang baik dengan PDI-P. Dia juga menyebut sebagian dari para kader partai itu adalah rekan seperjuangannya di masa Orde Baru.
"Saya dari dulu dekat dengan rekan-rekan di PDI-P, dan ini bukan hal baru. Itu dilalui di masa-masa muda saya. Kami seperjuangan. Ketika terjadi di zaman Orde Baru, terus terang kita sama-sama bergerak melawan kezaliman saat itu. Kita semua terpanggil," ucapnya.
Sementara itu, Lutfi menegaskan kepindahannya dari Partai Golkar ke PDI-P tidak berkaitan dengan kasus hukum yang dihadapinya saat ini.
Ia pun menampik isu yang menyebut dirinya meminta bekingan ke Ketum PDI Perjuangan menyusul statusnya jadi tersangka korupsi di KPK.
Lutfi juga menyatakan tetap menghormati proses hukum yang tengah berjalan di lembaga antirasuah itu.
"Tidak ada kaitannya. Siapa pun tidak ada yang bisa kebal dengan hukum, apalagi dengan KPK. Menterinya saja ditangkap, apalagi saya. Enggak ada yang kebal, Pak. Saya taat hukum dan tetap menghormati proses hukum di KPK yang saat ini sedang berjalan," pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris DPD II Golkar Kota Bima, Tiswan Suryaninggrat membenarkan bahwa Lutfi telah mengajukan surat pengunduran diri.
Golkar pun tidak bisa mencegah keputusan yang diambil Lutfi untuk merapat ke partai lain. Namun, Tiswan memahami pilihan Lutfi mundur dari Golkar karena pilihan pribadinnya yang tidak dapat dicampuri.
"Iya, itu benar. Dia sudah ajukan surat penguduran diri dari Partai Golkar. Saya kira itu ranah pribadi Pak Lutfi untuk pindah ke partai lain," kata Tiswan saat di hubungi Kompas.com
Sebagaiman diketahui, KPK sebelumnya telah menetapkan Lutfi sebagai tersangka terkait dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa hingga gratifikasi. Lutfi diduga terlibat proyek fiktif di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Bima serta BPBD Kota Bima melalui dana rehab rekon pasca-banjir senilai Rp 166 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.