Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Lahan di Sumsel Meluas, Kualitas Udara di Palembang Tidak Sehat

Kompas.com - 04/09/2023, 11:41 WIB
Aji YK Putra,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Udara di kota Palembang masuk dalam level tidak sehat karena kondisi kebakaran hutan dan lahan yang kian meluas.

Berdasarkan data dari Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) konsentrasi partikulat atau PM2,5 pada Senin (4/9/2023) pukul 01.00-2.00 WIB, tercatat konsentrasi partikulat berada di angka 226.40 Umgram/m3 atau masuk ke level sangat tidak sehat.

Kemudian, pada pukul 9.00 WIB, konsentrasi partikulat menurun di angka 145.40 Umgram/m3 dan masuk di level tidak sehat.

Baca juga: Kualitas Udara di Padang Turun, Warga Diminta Pakai Masker di Luar Ruangan

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan Wandayantolis mengatakan, kondisi udara di Palembang telah masuk ke level tidak sehat sejak dua hari kemarin.

Sebab, konsentrasi partikulat telah berada di ambang batas yakni menyentuh pada angka 200 Umgram/m3.

Terjadinya penurunan kualitas udara di Palembang karena residu dari kebakaran hutan dan lahan yang masih terjadi hingga saat ini. Kondisi ini ditambah dengan angin pada malah hari yang tidak kencang sehingga terjadi penumpukan asap di satu tempat.

“Kami menduga ini residu dari pembakaran, karena kemudian pada malam hari tidak ada angin, kemudian menumpuk di satu tempat maka terukur sampai level di atas 200 Umgram/m3. Itu kondisi sangat tidak sehat,” kata Wandayantolis saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin (4/9/2023).

Hasil dari pemantauan BMKG, kondisi curah hujan di wilayah Sumatera Selatan saat ini terus berkurang. Tercatat pada 21 Agustus hingga 1 September curah hujan di wilayah Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir yang merupakan wilayah rawan karhutla sudah tidak terjadi hujan selama lebih dari 20 hari.

“Jadi secara meteorologis itu sudah menjadi kekeringan metrologis. Nahm kalau sudah kekeringan metrologis dampak turunannya banyak, peningkatan potensi karhutla. Bisa dilihat dari pemantauan memang pemadam sudah kewalahan karena meluasnya lahan yang terindikasi hotspot di wilayah OKI,” ujarnya.

Sejak Maret 2023 BMKG telah mengumumkan akan adanya El Nino yang menyebabkan penurunan curah hujan sebagian besar wilayah Indonesia. Begitu juga di Sumsel.

El Nino selalu mulai aktif pada saat sebagian besar wilayah Indonesia memasuki kemarau, sehingga dampaknya sangat terasa ketika terjadi penurunan curah hujan dan terjadi pada saat kemarau.

“Berdasarkan pantauan kami curah hujan masih rendah. Artinya memang dengan angin dari arah timuran yang dimana wilayah OKI-OKU sumber hotspot yang besar maka deteksi penurunan kualitas udara di Palembang selama September akan meningkat,” jelasnya.

Dengan kualitas udara yang buruk, BMKG pun merekomendasikan agar warga mulai menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah sehingga dapat mengurangi menghirup udara yang buruk.

“Kelompok yang rentan, lansia balita atau orang yang penyakit tertentu, jantung paru-paru sebaiknya tidak beraktivitas di luar ruangan,” imbuhnya.

Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Masuk Kategori Sedang

Terpisah, Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Wilayah Sumatera Ferdian Kristianto mengakui bahwa Palembang diterpa kabut asap karena saat ini terjadi kebakaran lahan di Kecamatan Pangkalan Lampam dan Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria di Bandung Ditemukan Tewas Menggantung di Pohon Jambu, Warga Heboh

Pria di Bandung Ditemukan Tewas Menggantung di Pohon Jambu, Warga Heboh

Regional
Kronologi Bayi 1,5 Bulan Tewas Dianiaya Ayah Berusia Muda di Empat Lawang

Kronologi Bayi 1,5 Bulan Tewas Dianiaya Ayah Berusia Muda di Empat Lawang

Regional
Kronologi Menantu Aniaya Mertua di Banyuasin, Dendam Ditolak Rujuk Mantan Istri

Kronologi Menantu Aniaya Mertua di Banyuasin, Dendam Ditolak Rujuk Mantan Istri

Regional
Orang Tua Tak Tahu Putri Kecilnya Jadi Korban Cabul, Terungkap Saat Bertamu k Rumah Saudara

Orang Tua Tak Tahu Putri Kecilnya Jadi Korban Cabul, Terungkap Saat Bertamu k Rumah Saudara

Regional
DPD Jateng Tegas Tolak Wacana Pelegalan Money Politic: Kami Bisa Raup 2 Juta Suara Tanpa Politik Uang

DPD Jateng Tegas Tolak Wacana Pelegalan Money Politic: Kami Bisa Raup 2 Juta Suara Tanpa Politik Uang

Regional
Bantuan Kemanusian untuk Korban Banjir di Mahakam Ulu Terus Berdatangan

Bantuan Kemanusian untuk Korban Banjir di Mahakam Ulu Terus Berdatangan

Regional
Warga yang Sakit akibat Keracunan Makanan di Brebes Bertambah

Warga yang Sakit akibat Keracunan Makanan di Brebes Bertambah

Regional
Kisah Penjual Bubur asal Lombok Barat Naik Haji, Menabung selama Belasan Tahun

Kisah Penjual Bubur asal Lombok Barat Naik Haji, Menabung selama Belasan Tahun

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Regional
Wanita di Bangka Barat Tewas Ditusuk Suami Usai Belanja Makanan

Wanita di Bangka Barat Tewas Ditusuk Suami Usai Belanja Makanan

Regional
Tangani 29 Kasus Pelanggaran Netralitas ASN, Bawaslu Wanti-wanti Kepala Desa dan Perangkat Desa Jelang Pilkada

Tangani 29 Kasus Pelanggaran Netralitas ASN, Bawaslu Wanti-wanti Kepala Desa dan Perangkat Desa Jelang Pilkada

Regional
Polisi Selidiki Orangtua Bayi yang Ditemukan di Teras Rumah Warga Banyuwangi

Polisi Selidiki Orangtua Bayi yang Ditemukan di Teras Rumah Warga Banyuwangi

Regional
Desak Elon Musk Bangun Pusat Operasi Starlink, Budi Arie: Alot Juga Ini, Kelas Berat

Desak Elon Musk Bangun Pusat Operasi Starlink, Budi Arie: Alot Juga Ini, Kelas Berat

Regional
Rekening Perusahaan Diblokir, 600 Pekerja Sawit di Bangka Tengah Terancam PHK

Rekening Perusahaan Diblokir, 600 Pekerja Sawit di Bangka Tengah Terancam PHK

Regional
Tangkap 3 Pemuda di Ambon,  Polisi Sita 13 Paket Sabu dan Sintetis

Tangkap 3 Pemuda di Ambon, Polisi Sita 13 Paket Sabu dan Sintetis

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com