BANDUNG, KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Maritim dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, sampah menjadi salah satu faktor penyebab polusi udara yang saat ini menjadi masalah nasional.
"Polusi udara jadi masalah nasional ya, ternyata disini juga cukup parah walaupun tidak separah Jakarta," katanya ditemui di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Cicukang - OXBOW, Kabupaten Bandung, pada Selasa (29/8/2023).
Luhut menjelaskan, sampah menjadi salah satu pemicu polusi udara, lantaran produksi sampah di Indonesia mencapai 50.000 ton per hari.
Baca juga: Pemkot Bandung Buat Lubang di Lapangan Tegallega untuk Tempat Pembuangan Sampah
"Jadi sampah ini salah satu dari sekian banyak masalah. Penanganan sampah di Indonesia mungkin bisa 50.000 ton sampah perhari atau lebih," ujarnya.
Saat ini semua pihak, kata Luhut, telah melakukan banyak hal. Di Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Bandung, TPST Cicukang-OXBOW telah terbangun.
TPST Cicukang-OXBOW, lanjut Luhut, memiliki inovasi berupa mesin pengelolaan sampah yang bisa mengurai sampah dengan berat 1 ton hanya dengan waktu satu jam.
"Pak Gubernur dan Pak Bupati mereka sudah berhasil membuat Refuse, Derived, Fuel (RDF). Kemudian Komandan Sektor (Dansektor) 7 juga berhasil mengembangkan inovasi berupa mesin itu bekerjasama dengan perusahaan nantinya dalam satu jam sampah seberat 1 ton bisa dikelola dengan baik," katanya.
Rencananya, Gubernur Ridwan Kamil akan mencoba membuat mesin tersebut untuk tingkat Desa dan Kelurahan.
Selain itu, pihaknya juga akan melaksanakan rapat dengan stakeholder lain seperri Pindad, ITB, UGM, dan pihak swasta untuk pengembangan selanjutnya.
"Jadi mesin ini tadi oleh Pak gubernur mencoba bikin per desa satu, kelurahan satu, dan nanti inovasi ini kita kembangkan," terang Luhut.
Baca juga: Pemkot Yogyakarta Bantah Ada Penurunan Kunjungan Wisatawan akibat Darurat Sampah
Luhut menambahkan, pihak swasta akan didorong untuk membeli produk (mesin) tersebut. Agar pengelolaan sampah, kata dia, bisa berjalan di semua lini termasuk pihak swasta.
"Karena tadi besarannya tadi 2x3 meter alat itu bisa dibuat dan buatan dalam negeri. Itu saya kira sangat baik sekali. Dan nanti kita akan suruh pihak swasta ini untuk membeli supaya proses penanganan sampah bisa berjalan, jadi sampahnya jangan hanya dikirim ke mana-mana," ujar Luhut.
Sebelum diperbanyak, pihaknya akan terlebih dahulu meminta tim audit untuk mengaudit pihak vendor agar pembelian mesin pengelolaan sampah tersebut bisa masuk ke E-Katalog.
"Jadi nanti kita bikin vendornya berapa dan saya suruh audit untuk menyikapi, kita masukan di E-katalog jadi siapa saja bisa membeli dari E-katalog. Itu saja yang bisa saya sepakati hari ini," bebernya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.