Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Udara di Kota Semarang Tak Baik untuk Kelompok Sensitif, Mayoritas dari Gas Buang Kendaraan

Kompas.com - 01/09/2023, 14:43 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Beberapa hari terakhir kualitas udara di Kota Semarang, Jawa Tengah tergolong mengkhawatirkan, terutama bagi masyarakat rentan seperti warga yang mempunyai asma, paru, anak kecil dan orang tua.

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Konservasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Safrinal Sofaniadi mengatakan, polusi udara didominasi gas buang kendaraan.

"Yang menyebabkan polusi itu paling banyak gas buang dari kendaraan," jelasnya saat ditemui di kantornya, Jumat (1/9/2023).

Baca juga: Kualitas Udara Kota Semarang Sempat Memburuk, Warga dengan Riwayat Penyakit Asma Diminta Pakai Masker

Dia memperkirakan dari total polusi udara di Kota Semarang, 80 persen didominasi oleh gas buang kendaraan dan selebihnya dipengaruhi oleh variabel yang lain.

"Yang mendominasi saat ini kendaraan. Bisa dibilang 80 persen kendaraan," kata dia.

Untuk itu, dia meminta kepada warga Kota Semarang agar dapat memanfaatkan angkutan masal. Menurutnya, transportasi umum saat ini sudah mudah di akses hingga pedesaan.

"Kita harus mendorong angkutan masal," paparnya.

Selain itu, untuk menekan polusi, DLH Kota Semarang juga melakukan upaya penghijauan di beberapa sudut kota melalui penanaman pohon.

"Tanaman juga bisa membuat polusi berkurang," imbuh Safrinal.

Baca juga: Kendaraan Mahasiswa Baru Dinilai Pengaruhi Kepadatan Lalu Lintas dan Kualitas Udara Kota Malang

Sampai saat ini, polusi di Kota Semarang tak separah seperti di Jakarta karena masih di angka 50 hingga 100 AQI atau indeks kualitas udara. Bahkan, daerah seperti Kecamatan Mijen dan Gunungpati bisa di bawah angka 50 AQI.

"Kalau di kota ya dibilang baik ya tidak, buruk ya tidak. Yang masih hijau (di bawah 50 AQI) itu Mijen dan Gunungpati," paparnya.

Untuk Kota Semarang sendiri sudah ada tiga stasiun untuk mendeteksi kualitas udara. Stasiun tersebut berada di Karangturi, Mijen dan Jatingaleh.

"Untuk yang di Karangturi itu punya swasta, di Mijen itu punya kita (DLH) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Jatingaleh milik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)," ujar dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang, M Abdul Hakam mengatakan, berdasarkan data iqair.com, tingkat polusi di Kota Semarang pada Jumat (25/8/2023) berwarna oranye dengan nilai 142 AQI atau indeks kualitas udara. Hal yang sama juga terjadi pada Sabtu (26/8/2023) oranye dengan nilai 120 AQI.

Tingkat polusi di Kota Semarang mulai ada tanda-tanda penurunan pada Minggu (27/8/2023) dengan indeks polusi berwarna kuning dengan nilai 100 AQI, Senin (28/8/2023) dengan tingkat polusi 80 AQI dan Selasa (29/8/2023) dengan tingkat polusi 65 AQI.

Baca juga: Kualitas Udara di Kabupaten Bandung Diklaim Masih Baik, tapi Ada Zona Rawan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapal Terbakar dan Terdampar di Wakatobi, Polisi: Kami Sudah Menghubungi Owner-nya

Kapal Terbakar dan Terdampar di Wakatobi, Polisi: Kami Sudah Menghubungi Owner-nya

Regional
Daftar 50 Caleg DPRD Kabupaten Serang Terpilih, KPU: Wajib Lapor Harta Kekayaan Sebelum Dilantik

Daftar 50 Caleg DPRD Kabupaten Serang Terpilih, KPU: Wajib Lapor Harta Kekayaan Sebelum Dilantik

Regional
Siswa SMP di Aceh Curi Sepeda Motor Polisi, 'Sparepart' Dibongkar lalu Dijual

Siswa SMP di Aceh Curi Sepeda Motor Polisi, "Sparepart" Dibongkar lalu Dijual

Regional
Presiden Jokowi Cek Harga Sembako Saat Kunjungi Pasar Seketeng Sumbawa

Presiden Jokowi Cek Harga Sembako Saat Kunjungi Pasar Seketeng Sumbawa

Regional
Copot Pegawai yang Terlibat Perdagangan Satwa Ilegal di Kalimantan, Bea Cukai: Ini Tidak Terkait Instansi

Copot Pegawai yang Terlibat Perdagangan Satwa Ilegal di Kalimantan, Bea Cukai: Ini Tidak Terkait Instansi

Regional
Janjikan Rp 200.000 ke Pemilih, Caleg di Dumai Divonis 8 Bulan Penjara

Janjikan Rp 200.000 ke Pemilih, Caleg di Dumai Divonis 8 Bulan Penjara

Regional
Sah! Ini Daftar Nama Anggota DPRD Kabupaten Purworejo 2024-2029

Sah! Ini Daftar Nama Anggota DPRD Kabupaten Purworejo 2024-2029

Regional
Hakim Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru kepada Gibran

Hakim Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru kepada Gibran

Regional
Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Regional
Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Regional
2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

Regional
Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Regional
Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Regional
Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Regional
Mengenal Tugu Perdamaian Sampit, Lambang Perdamaian setelah Konflik Sampit 2001

Mengenal Tugu Perdamaian Sampit, Lambang Perdamaian setelah Konflik Sampit 2001

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com