Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Termasuk Patung Bung Karno, Biaya Pembangunan PLBN Yetetkun Rp 127,5 Miliar

Kompas.com - 19/08/2023, 14:37 WIB
Tria Sutrisna,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi

PEMBANGUNAN monumen patung Presiden RI Ir Soekarno dan Burung Garuda di setiap Pos Lintas Batas Negara (PLBN) terbilang tak memakan banyak biaya. Kedua patung disebut selalu ada dalam masterplan pembangunan PLBN di seluruh Indonesia.

"(Pada umumnya, biayanya) berkisar Rp 120 miliar sampai Rp 130 miliar, tergantung lokasinya, karena kan variabel cost-nya dilihat dari biaya transportasi juga," ujar Plh Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Robert Simbolon, di PLBN Yetetkun, Kamis (17/8/2023).

Biaya tersebut, lanjut Robert, mencakup pembangunan bangunan gedung-gedung kantor PLBN, fasilitas penunjang seperti mess pegawai, area parkir, dan pertokoan, serta Monumen Patung Bung Karno dan Burung Garuda.

Beberapa warga Papua Nugini, saat melintas di samping patung Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno, yang berdiri tegak di PLBN Skouw, perbatasan Indonesia-Papua Nugini, di Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, Selasa (15/8/2023).KOMPAS.com/ROBERTHUS YEWEN Beberapa warga Papua Nugini, saat melintas di samping patung Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno, yang berdiri tegak di PLBN Skouw, perbatasan Indonesia-Papua Nugini, di Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, Selasa (15/8/2023).

Robert mencontohkan, pembangunan PLBN Yetetkun di Distrik Ninati, Boven Digoel, Papua Selatan, menghabiskan biaya Rp 127,5 miliar.

Di PLBN ini berdiri monumen patung Bung Karno bermaterial perunggu di sisi barat atau arah dari gerbang masuk. Selain itu, terdapat patung Garuda di sisi timur yang menghadap ke wilayah Papua Nugini.

"Tidak lebih dari Rp 150 miliar, itu sudah termasuk Monumen Bung Karno, sudah termasuk mess pegawai, wisma, pasar, dan lain-lain," tegas Robert.

Baca juga: 4 Fakta Patung Soekarno di Bandung Barat, Rp 10 Triliun untuk Bangun Kota Mandiri

Sampai saat ini, kata Robert, PLBN dengan biaya pembangunan termahal berlokasi di Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat. Pos perbatasan Indonesia dan Malaysia ini menghabiskan dana sekitar Rp 800 miliar.

Perbedaan mencolok biaya pembangunan itu karena PLBN Entikong termasuk kategori tipe A dengan aktivitas lintas batas negara yang lebih padat. Di sana, bangunan serta fasilitas pelayanan yang tersedia lebih banyak dan lengkap.

Sejumlah pelintas batas menunggu gerbang Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong dibuka di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Senin (14/8/2023). Berdasarkan data dari Kantor Imigrasi Kelas II TPI Entikong, rata-rata jumlah pelaku perjalanan luar negeri yang masuk ke Indonesia melalui perbatasan di hari Senin-Kamis sebanyak 532 orang dan 689 orang yang keluar ke Malaysia, sedangkan jumlah pelaku perjalanan luar negeri yang masuk ke Indonesia melalui perbatasan di hari Jumat-Sabtu sebanyak 646 orang dan 700 orang yang keluar ke Malaysia. ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI Sejumlah pelintas batas menunggu gerbang Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong dibuka di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Senin (14/8/2023). Berdasarkan data dari Kantor Imigrasi Kelas II TPI Entikong, rata-rata jumlah pelaku perjalanan luar negeri yang masuk ke Indonesia melalui perbatasan di hari Senin-Kamis sebanyak 532 orang dan 689 orang yang keluar ke Malaysia, sedangkan jumlah pelaku perjalanan luar negeri yang masuk ke Indonesia melalui perbatasan di hari Jumat-Sabtu sebanyak 646 orang dan 700 orang yang keluar ke Malaysia.

"PLBN tipe A yang paling komplet di Entikong, dan pembangunannya tidak hanya satu tahap, dia multiyears. Jadi untuk setiap PLBN, dari anggaran yang ada kami selalu maksimalkan (pemanfaatannya)," kata Robert.

Baca juga: Dari Perbatasan Indonesia-Malaysia: Ringgit Laku di Entikong, Rupiah Bisa Dipakai di Tebedu

Tim Kompas.com berkesempatan melihat langsung patung Bung Karno dan Burung Garuda saat berkunjung ke PLBN Yetetkun, untuk menyaksikan dan meliput upacara HUT ke-78 RI di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini, Kamis.

Patung setinggi kurang lebih delapan meter ini dibangun menghadap ke sisi barat. Wajah Bung Karno tampak garang dengan tatapan mata lurus ke depan dan mulut terbuka.

Baca juga: Melihat Patung Bung Karno Berseru di PLBN Skouw, Banyak Warga Papua Nugini Selfie

Pose ini mirip Bung Karno yang tengah berseru lantang. Terlebih lagi, tangan kanan patung terangkat dengan posisi menunjuk ke depan dan tangan kiri memegang tongkat komando yang diapit dipinggang.

Di sisi sebaliknya, tepatnya di gerbang timur PLBN Yetetkun, berdiri monumen Patung Garuda berwarna emas, lengkap dengan perisai yang melambangkan Pancasila.

Memiliki tinggi kurang lebih lima meter dengan fondasi 1,5 meter, monumen Patung Garuda ini menghadap ke sisi timur atau ke wilayah Papua Nugini.

Baca juga: Patung Bung Karno dan Burung Garuda di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini, Apa Artinya?

Keberadaan Patung Bung Karno dan Garuda ini ternyata bukan sekadar bertujuan menghiasi kawasan PLBN Yetetkun. Ada makna di dalamnya.

"Perbatasan negara kita itu harus tampil sebagai representasi dari identitas kebangsaan dan kenegaraan kita," kata Robert.

"Jadi tidak boleh ada orang masuk ke Indonesia melalui perbatasan, tanpa terlebih dahulu melihat simbol simbol kebangsaan dan kenegaraan kita," sambungnya.

Liputan peringatan dan perayaan kemerdekaan di PLBN Yetetkun merupakan bagian dari liputan khusus Merah Putih di Perbatasan yang digelar Kompas.com berkolaborasi dengan BNPP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Korban Banjir Luwu yang Rumahnya Hanyut Terbawa Arus, Kini Menanti Perbaikan

Cerita Korban Banjir Luwu yang Rumahnya Hanyut Terbawa Arus, Kini Menanti Perbaikan

Regional
Ada Ritual Biksu Thudong, Polresta Magelang Siapkan Pengamanan Estafet

Ada Ritual Biksu Thudong, Polresta Magelang Siapkan Pengamanan Estafet

Regional
Mahakam Ulu Banjir Bandang, BPBD Baru Bisa Dirikan 1 Posko Pengungsian karena Akses Terputus

Mahakam Ulu Banjir Bandang, BPBD Baru Bisa Dirikan 1 Posko Pengungsian karena Akses Terputus

Regional
Mahakam Ulu Terendam Banjir: Ketinggian Air Capai 4 Meter, Ratusan Warga Mengungsi

Mahakam Ulu Terendam Banjir: Ketinggian Air Capai 4 Meter, Ratusan Warga Mengungsi

Regional
Baru Satu Minggu Dimakamkan, Makam Pemuda di Tarakan Dibongkar karena Ada Dugaan Penganiayaan

Baru Satu Minggu Dimakamkan, Makam Pemuda di Tarakan Dibongkar karena Ada Dugaan Penganiayaan

Regional
Nenek 65 Tahun di Sorong Diperkosa 5 Orang hingga Tewas, 1 Pelaku Ditangkap

Nenek 65 Tahun di Sorong Diperkosa 5 Orang hingga Tewas, 1 Pelaku Ditangkap

Regional
Bukit Kessapa, Tempat Bersejarah Penyebaran Ajaran Buddha yang Jadi Titik Awal Perjalanan Bhikku Thudong

Bukit Kessapa, Tempat Bersejarah Penyebaran Ajaran Buddha yang Jadi Titik Awal Perjalanan Bhikku Thudong

Regional
Lagi, 1 Anak di Gunungkidul Meninggal karena DBD, Total Ada 600 Kasus

Lagi, 1 Anak di Gunungkidul Meninggal karena DBD, Total Ada 600 Kasus

Regional
Mahakam Ulu Banjir Parah, Kantor Pemerintahan dan Mapolsek Terendam

Mahakam Ulu Banjir Parah, Kantor Pemerintahan dan Mapolsek Terendam

Regional
Banjir Rendam 37 Desa di Mahakam Hulu, BPBD: Terparah Sepanjang Sejarah

Banjir Rendam 37 Desa di Mahakam Hulu, BPBD: Terparah Sepanjang Sejarah

Regional
Dituntut 5 Tahun, Kades di Serang Banten Divonis Bebas Kasus Pemalsuan

Dituntut 5 Tahun, Kades di Serang Banten Divonis Bebas Kasus Pemalsuan

Regional
Beredar Surat Berkop DPRD Lebak Minta Loloskan 29 Anggota PPK Pilkada 2024

Beredar Surat Berkop DPRD Lebak Minta Loloskan 29 Anggota PPK Pilkada 2024

Regional
Lirik Lagu Sang Bumi Ruwa Jurai dan Arti, Lagu Daerah Lampung

Lirik Lagu Sang Bumi Ruwa Jurai dan Arti, Lagu Daerah Lampung

Regional
Paman dan Penasehat Maju Pilkada, Bobby: Itu Pilihan Masyarakat

Paman dan Penasehat Maju Pilkada, Bobby: Itu Pilihan Masyarakat

Regional
Cegah Bencana Susulan, Cuaca di Kaki Gunung Marapi Dimodifikasi

Cegah Bencana Susulan, Cuaca di Kaki Gunung Marapi Dimodifikasi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com