Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita dari Perbatasan Indonesia-Timor Leste: "Saya Menetap karena Kehendak Hati untuk Memilih NKRI...."

Kompas.com - 18/08/2023, 14:08 WIB
Zintan Prihatini,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi

TANGAN Natalino Goncalves (49) sibuk mengatur lalu lintas di lahan pertanian di Motabuik, Atambua Selatan, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Polisi berpangkat inspektur dua (ipda) itu bertugas mengatur arus lalu lintas saat Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) John Wempi Wetipo berkunjung ke kawasan itu pada Rabu (16/8/2023).

Baca juga: Kisah Merah Putih di Tepi Batas Tanah Air

Goncalves merupakan Kanit Patwal Lalu Lintas Polres Belu. Namun, cerita hidup Goncalves tak hanya aktivitas keseharian mengatur lalu lintas kabupaten di NTT yang berbatasan langsung dengan Timor Leste itu.

Dia adalah salah satu warga kelahiran Timor Timur yang memilih bergabung dengan Indonesia seusai referendum pada 1999.

Cerita Goncalves

Goncalves, yang masih memakai seragam kepolisian bersedia berbagi kisah hidupnya kepada saya, Zintan Prihatini, jurnalis Kompas.com dalam liputan khusus Merah Putih di Perbatasan.

Kanit Patwal Lalu Lintas Polres Belu, NTT, Ipda Natalino Goncalves, merupakan eks warga Timor Timur yang memilih menetap di Indonesia seusai referendum pada 1999. Gambar diambil pada Rabu (16/8/2023).KOMPAS.com/ZINTAN PRIHATINI Kanit Patwal Lalu Lintas Polres Belu, NTT, Ipda Natalino Goncalves, merupakan eks warga Timor Timur yang memilih menetap di Indonesia seusai referendum pada 1999. Gambar diambil pada Rabu (16/8/2023).

Dia mengaku pindah ke tanah NTT seusai disahkannya hasil referendum pada 1999 oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Saat itu, referendum mendapati hasil Provinsi Timor Timur memerdekakan diri dari Indonesia dan menjadi sebuah negara, yaitu Timor Leste.

“Dengan situasi yang berkembang (saat itu), (seusai hasil) jajak pendapat, saya tidak sempat bertemu dengan keluarga. Langsung berpisah (dengan keluarga), bersama kesatuan (kepolisian),” ungkap Goncalves.

Baca juga: Sepenggal Kisah Eks Warga Timor Timur: Mengungsi Bersama Puluhan Orang dalam Truk

Kata Goncalves, ibu, ayah serta adik dan kakaknya memilih menetap di Timor Leste. Mereka, kata dia, sempat berada di penampungan sementara dirinya ada di asrama bersama kesatuannya. Alhasil, ia harus berpisah dari keluarganya lantaran pengabdiannya kepada negara.

“Berjalannya waktu, keluarga memilih kembali (ke Timor Leste). Saya menetap (di NTT) karena kehendak hati untuk memilih NKRI, sampai sekarang mengabdi di NKRI,” tuturnya.

Goncalves mencoba mengingat kembali, peristiwa yang memisahkan dia dan keluarganya itu.

Perasaan sedih yang membuncah, kata dia, tak terelakkan ketika harus meninggalkan keluarga di tanah kelahirannya. Kala itu, Goncalves berusia 20-an tahun dan masih berpangkat Sersan Dua.

“Walaupun cinta ke kampung halaman tetap ada, tetapi saat ini saya masih mengabdi (di Indonesia),“ jelasnya.

Enggan pindah karena harta benda

Goncalves menyampaikan, orangtuanya tetap bertahan hidup di Timor Leste untuk mempertahankan harta benda. Bila pindah ke wilayah NTT, mereka harus memulai kehidupan dari nol lagi.

Baca juga: Jalan Berliku Menuju Atambua, Perjalanan bak di Film Fast and Furious

“(Bila ke sini), tanah tidak ada, harta kekayaan juga tidak ada. Dari mana mereka bisa hidup? Jadi (buat) mereka, mau susah, mau senang, harus kembali demi kampung halaman,” terang Goncalves.

Di sisi lain, Goncalves malah harus berulang kali berpikir jika hendak meninggalkan Indonesia. Mencari pekerjaan, lanjutnya, tak semudah membalikkan telapak tangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata PGSI

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata PGSI

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Saat Angka Kasus Stunting di Kendal Naik 4,9 Persen...

Saat Angka Kasus Stunting di Kendal Naik 4,9 Persen...

Regional
MK Tolak Permohonan PHPU, KPU Banyumas Segera Tetapkan Caleg Terpilih

MK Tolak Permohonan PHPU, KPU Banyumas Segera Tetapkan Caleg Terpilih

Regional
16 Pekerja Migran Nonprosedural di Batam Berenang dari Tengah Laut

16 Pekerja Migran Nonprosedural di Batam Berenang dari Tengah Laut

Regional
Pimpinan Ponpes di Inhu Cabuli 8 Siswanya

Pimpinan Ponpes di Inhu Cabuli 8 Siswanya

Regional
'Long Weekend', Daop 5 Purwokerto Tambah Tempat Duduk KA Tujuan Jakarta dan Jember

"Long Weekend", Daop 5 Purwokerto Tambah Tempat Duduk KA Tujuan Jakarta dan Jember

Regional
Rem Blong, Truk Trailer Tabrak Motor di Magelang, 1 Orang Tewas

Rem Blong, Truk Trailer Tabrak Motor di Magelang, 1 Orang Tewas

Regional
Pengakuan Kurir Sabu yang Ditangkap di Magelang: Ingin Berhenti, tapi Berutang dengan Bandar

Pengakuan Kurir Sabu yang Ditangkap di Magelang: Ingin Berhenti, tapi Berutang dengan Bandar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com