Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Kasus Pembacokan yang Tewaskan Pengunjung Karaoke di GBL Semarang

Kompas.com - 19/07/2023, 16:35 WIB
Riska Farasonalia

Editor

Setelah korban tak berdaya di dalam ruangan, gerombolan para pelaku kabur mengendarai sepeda motor.

"Pelakunya masih muda muda, saya gak ada yang kenal. Terus korban diangkat, saya juga ikut ngangkat, dibawa ke luar (teras). Saat itu masih ada denyut nadinya. Terus dibawa ke rumah sakit di Kaliwungu menggunakan mobil," terangnya.

“Identitas pelaku sudah kita kantongi. Dia kan berboncengan kan ada tiga motor, diduga enam orang, tidak jauh dari kawasan situ,” tutur Kapolsek Tugu, Kompol Ngadiyo.

5. Motif dendam

Setelah dilakukan penyelidikan, polisi menangkap pelaku Supriyono alias Bendot di daerah Kendal pada Kamis (6/7/2023).

Kanit Resmob Satreskrim Polrestabes Semarang IPTU Dionisius Yudi membenarkan penangkapan itu.

"Alhamdulillah pada kemarin sore sekitar jam 5 sore berhasil mengamankan satu tersangka berinisial S diduga pelaku ini merupakan tersangka yang melakukan penusukan kepada korban. Kita amankan di daerah Kendal," kata dia, Jumat (7/6/2023).

Dia mengatakan motif pembacokan tersebut adalah dendam karena sebelumnya korban dan pelaku memiliki persoalan.

"Kita masih dalami terkait pengenaan pasalnya. Namun demikian motifnya adalah dendam karena ada permasalahan sebelumnya. Jadi mungkin berlanjut sampai kemarin," kata dia.

Baca juga: Polisi Kantongi Identitas Pelaku Pembacokan yang Tewaskan Pelanggan Karaoke di GBL Semarang

6. Kondisi korban

Dalam pembacokan ini, korban mengalami luka sabetan senjata tajam pada bagian pipi, hingga mengalami robek.

Lalu mengalami luka tusukan sebanyak tiga kali. Salah satunya menusuk dada sebelah kiri, hingga menembus ke jantung.

Korban meregangkan nyawa saat dilarikan ke Puskesmas Kaliwungu guna mendapatkan perawatan medis.

"Dari keterangan hasil autopsi itu ada 3 kali (luka tusukan), tapi yang menyebabkan kematian ialah tusukan ke arah jantung jadi tembus ke jantung," ujar Dion.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Semarang, Titis Anis Fauziyah | Editor Ardi Priyatno Utomo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com