Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putri Sulung Pakubuwono XIII Pertanyakan Revitalisasi Keraton Solo dari Alun-alun, Gibran: Itu Sudah Superkumuh

Kompas.com - 17/07/2023, 14:53 WIB
Labib Zamani,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka merespons putri sulung Sunan Pakubuwono XIII, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, yang mempertanyakan kenapa proyek revitalisasi Keraton Solo justru dimulai dari alun-alun.

Menurut Gibran, alasan revitalisasi Keraton Solo dimulai dari kawasan alun-alun karena merupakan area yang bisa diakses langsung oleh masyarakat.

"Area keraton yang kami fokuskan dulu itu area-area yang bisa diakses oleh publik. Nanti area yang di dalam akan kami usulkan lagi di tahun depannya ya, tenang saja. Songgo Buwono, dan lain-lain," kata Gibran di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (17/7/2023).

Baca juga: Putri Sulung Pakubuwono XIII Soroti Rencana Revitalisasi Keraton Solo Dimulai dari Alun-alun

Putra sulung Presiden Jokowi ini menyampaikan, Alun-alun Utara dan Selatan Keraton Solo diprioritaskan revitalisasi karena kondisinya sudah kumuh.

Pemerintah, kata Gibran, selalu disalahkan karena dianggap tidak memberikan perhatian.

"Betul (diprioritaskan). Bukan masalah pemasukan. Karena yang namanya alun-alun utara-selatan, itu sudah superkumuh. Kita disalahkan terus pikirannya pemerintah tidak memberikan perhatian," terang dia.

"Makanya, kami fokuskan di situ dulu. Nanti tahun depan kan serba mepet ini. Kita kejar yang alun-alun dulu," sambung dia.

Menurut Gibran, area yang ada di dalam Keraton Solo perlu penanganan khusus dan biaya besar karena merupakan bangunan cagar budaya.

"Untuk yang di dalam itu perlu penanganan khusus dengan biaya yang lebih besar lagi. Karena ini adalah benda cagar budaya. Kita usulkan lagi di tahun depan," jelas Gibran.

Baca juga: Revitalisasi Keraton Solo, Gibran: Seminggu Ini Mau Lelang

Sebelumnya, rencana revitalisasi Keraton Solo, atau Kasunanan Surakarta Hadiningrat, ternyata menuai polemik dari internal keluarga kerajaan.

Putri sulung Sunan Pakubuwono XIII, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbai Kusuma Dewayani ikut menyoroti rencana pembangunan yang dimulai dari alun-alun.

Dia pun memertanyakan kenapa yang jadi prioritas awal adalah alun-alun. Padahal, menurutnya, ada kawasan yang lebih penting.

“Sangat baik, bagus membantu Keraton untuk merevitalisasi. Namun, ada yang lebih urgent dibandingkan dengan Alun-alun Utara yaitu Panggung Sangga Buana. Kondisinya sudah sangat rapuh dan memprihatinkan,” ujar Gusti Timoer setelah acara bersih-bersih keraton, Minggu (16/7/2023).

Baca juga: Dampak Revitalisasi Alun-alun Keraton Solo, 3.000 PKL Bakal Direlokasi Gibran Selama 9 Bulan

GKR Timoer menjelaskan, ada sejumlah tempat yang dia anggap lebih merepresentasikan Keraton Solo dibandung alun-alun.

“Kenapa enggak yang ada di dalam dahulu dibenahi, kemudian bisa melebar ke kawasan atau di luar keraton. Bangunan-bangunan itu sudah banyak yang rapuh seperti Kaputren, Keraton Kulon, maupun Sangga Buana,” tambahnya.

Gusti Timoer memaparkan, pihaknya tidak dilibatkan dalam perancangan revitalisasi keraton yang dilakukan Pemerintah Kota Solo.

“Pak Wali (Gibran Rakabuming Raka-red) kemarin ngendikan (bicara) usulan perubahan konsep atau apa dari keraton. Lha saat itu yang diajak ngomong siapa, emang tahu apa. Mohon maaf lho ya. Dan kapasitasnya mereka yang diajak ngomong itu mengerti enggak, dan tahu enggak filosofinya,” terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com