SOLO, KOMPAS.com - Rencana revitalisasi Keraton Solo, atau Kasunanan Surakarta Hadiningrat, ternyata menuai polemik dari internal keluarga kerajaan.
Putri sulung Sunan Pakubuwono XIII, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbai Kusuma Dewayani ikut menyoroti rencana pembangunan yang dimulai dari alun-alun.
Dia pun memertanyakan kenapa yang jadi prioritas awal adalah alun-alun. Padahal menurutnya, ada kawasan yang lebih penting.
Baca juga: Revitalisasi Keraton Solo, Gibran: Seminggu Ini Mau Lelang
“Sangat baik, bagus membantu Keraton untuk merevitalisasi. Namun, ada yang lebih urgent dibandingkan dengan Alun-Alun Utara yaitu Panggung Sangga Buana. Kondisinya sudah sangat rapuh dan memprihatinkan,” ujar Gusti Timoer setelah acara bersih-bersih keraton, Minggu (16/7/2023).
GKR Timoer menjelaskan, ada sejumlah tempat yang dia anggap lebih merepresentasikan Keraton Solo dibandung Alun-alun.
“Kenapa enggak yang ada di dalam dahulu dibenahi, kemudian bisa melebar ke kawasan atau di luar keraton. Bangunan-bangunan itu sudah banyak yang rapuh seperti Kaputren, Keraton Kulon, maupun Sangga Buana,” tambahnya.
Gusti Timoer memaparkan, pihaknya tidak dilibatkan dalam perancangan revitalisasi keraton yang dilakukan Pemerintah Kota Solo.
“Pak Wali (Gibran Rakabuming Raka-red) kemarin ngendikan (bicara) usulan perubahan konsep atau apa dari keraton. Lha saat itu yang diajak ngomong siapa, emang tahu apa. Mohon maaf lho ya. Dan kapasitasnya mereka yang diajak ngomong itu mengerti enggak, dan tahu gak filosofinya,” terangnya.
Termasuk, menurut Gusti Timoer, saat rekonsiliasi di rumah dinas wali kota Lodji Gandrung, Lembaga Dewan Adat (LDA) juga tak dilibatkan.
Baca juga: Dampak Revitalisasi Alun-alun Keraton Solo, 3.000 PKL Bakal Direlokasi Gibran Selama 9 Bulan
“Semua kan juga ada, seperti Sinuhun PB XIII, Bu Asih (GKR Paku Buwono), GKR Wandansari (Ketua Lembaga Dewan Adat), Lha seharusnya saat akan direncanakan seperti ini semua juga harus dihadirkan dong. Jangan hanya mereka mereka saja yang notabene mewakili Sinuhun,” sambung Timoer.
Senada dengan Timoer, Gusti Raden Ayu (GRAy) Devi Lelyana Dewi juga menyayangkan langkah Gibran yang merevitalisasi keraton dimulai dari alun-alun.
Apalagi dalam pandangannya, masterplan atau denah Keraton Kasunanan Surakarta dipegang oleh LDA.
"Mengingat Gusti Wandan yang lebih mengerti filosofi dari bangunan Keraton Solo. Kalau hanya Ibu Asih dan Gusti Purboyo, mungkin tidak tahu terlalu dalam mengenai keraton,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul GKR Timoer Sayangkan Revitalisasi Keraton Solo Dimulai dari Alun-alun: Kenapa Tidak di Dalam Dulu?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.