Salin Artikel

Putri Sulung Pakubuwono XIII Pertanyakan Revitalisasi Keraton Solo dari Alun-alun, Gibran: Itu Sudah Superkumuh

Menurut Gibran, alasan revitalisasi Keraton Solo dimulai dari kawasan alun-alun karena merupakan area yang bisa diakses langsung oleh masyarakat.

"Area keraton yang kami fokuskan dulu itu area-area yang bisa diakses oleh publik. Nanti area yang di dalam akan kami usulkan lagi di tahun depannya ya, tenang saja. Songgo Buwono, dan lain-lain," kata Gibran di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (17/7/2023).

Putra sulung Presiden Jokowi ini menyampaikan, Alun-alun Utara dan Selatan Keraton Solo diprioritaskan revitalisasi karena kondisinya sudah kumuh.

Pemerintah, kata Gibran, selalu disalahkan karena dianggap tidak memberikan perhatian.

"Betul (diprioritaskan). Bukan masalah pemasukan. Karena yang namanya alun-alun utara-selatan, itu sudah superkumuh. Kita disalahkan terus pikirannya pemerintah tidak memberikan perhatian," terang dia.

"Makanya, kami fokuskan di situ dulu. Nanti tahun depan kan serba mepet ini. Kita kejar yang alun-alun dulu," sambung dia.

Menurut Gibran, area yang ada di dalam Keraton Solo perlu penanganan khusus dan biaya besar karena merupakan bangunan cagar budaya.

"Untuk yang di dalam itu perlu penanganan khusus dengan biaya yang lebih besar lagi. Karena ini adalah benda cagar budaya. Kita usulkan lagi di tahun depan," jelas Gibran.

Sebelumnya, rencana revitalisasi Keraton Solo, atau Kasunanan Surakarta Hadiningrat, ternyata menuai polemik dari internal keluarga kerajaan.

Putri sulung Sunan Pakubuwono XIII, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbai Kusuma Dewayani ikut menyoroti rencana pembangunan yang dimulai dari alun-alun.

Dia pun memertanyakan kenapa yang jadi prioritas awal adalah alun-alun. Padahal, menurutnya, ada kawasan yang lebih penting.

“Sangat baik, bagus membantu Keraton untuk merevitalisasi. Namun, ada yang lebih urgent dibandingkan dengan Alun-alun Utara yaitu Panggung Sangga Buana. Kondisinya sudah sangat rapuh dan memprihatinkan,” ujar Gusti Timoer setelah acara bersih-bersih keraton, Minggu (16/7/2023).

GKR Timoer menjelaskan, ada sejumlah tempat yang dia anggap lebih merepresentasikan Keraton Solo dibandung alun-alun.

“Kenapa enggak yang ada di dalam dahulu dibenahi, kemudian bisa melebar ke kawasan atau di luar keraton. Bangunan-bangunan itu sudah banyak yang rapuh seperti Kaputren, Keraton Kulon, maupun Sangga Buana,” tambahnya.

Gusti Timoer memaparkan, pihaknya tidak dilibatkan dalam perancangan revitalisasi keraton yang dilakukan Pemerintah Kota Solo.

“Pak Wali (Gibran Rakabuming Raka-red) kemarin ngendikan (bicara) usulan perubahan konsep atau apa dari keraton. Lha saat itu yang diajak ngomong siapa, emang tahu apa. Mohon maaf lho ya. Dan kapasitasnya mereka yang diajak ngomong itu mengerti enggak, dan tahu enggak filosofinya,” terangnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/07/17/145354778/putri-sulung-pakubuwono-xiii-pertanyakan-revitalisasi-keraton-solo-dari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke