Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Kakak Adik Usia 10 Bulan dan 10 Tahun di Nunukan, Jadi Obyek Kemarahan Ibu Pencandu Narkoba

Kompas.com - 06/07/2023, 09:00 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Warga di Nunukan, Kalimantan Utara, dihebohkan dengan kasus AS (40), seorang IRT yang diamankan warga saat membobol kotak amal masjid pada awal Juni 2023.

Namun, bukan masalah pencurian uang kotak amal yang menjadi sorotan, melainkan AS mencuri untuk membeli sabu, bahkan polisi menemukan 4 paket hemat narkoba di saku jaketnya.

AS selalu beralasan butuh uang untuk membeli susu dan makan kedua anaknya yang berusia berusia 10 tahun dan 10 bulan.

Baca juga: Diajak Menginap di Rumah Kakak Ipar Kekasih, Gadis SMP di Nunukan Jadi Korban Pelecehan

Belakangan, diketahui bahwa kondisi AS kurang waras dan merupakan pencandu narkoba. AS bahkan sering menjadikan kedua anaknya obyek sasaran saat sakau atau saat marah.

‘’Memang kondisinya mengkhawatirkan. Saat datang jeleknya, beberapa kali dia telanjang di depan umum. Kaca rumah sering dia pecahkan dan warga sekitar sering juga bantu bersihkan,’’ ujar Ketua RT 09 Nunukan Utara, Edi Rahmat, ditemui, Rabu (5/7/2023).

Sebenarnya, lanjut Edi, kondisi AS sudah dilaporkan dan ditangani Dinas Kesehatan. Indikasi kejiwaannya yang bermasalah juga menjadi keyakinan banyak warga sekitar.

Apalagi, AS sering mendapat suntikan rutin yang biasanya diberikan bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dari puskesmas.

‘’Tapi apakah dia ODGJ atau bukan, kami kan awam. Tapi kami menduga memang kejiwaannya bermasalah,’’ ujarnya lagi.

Bayi jadi obyek pelampiasan kemarahan


Pernah suatu ketika, lanjut Edi, AS tanpa sebab meletakkan anak bayinya di tengah jalan.

Tetangga yang melihat langsung histeris dan segera mengambil si anak, lalu menyembunyikannya dari AS.

‘’AS mengamuk tidak jelas. Dan membuat takut warga sekitar. Ulah anehnya belum lama terjadi, kemungkinan setelah suaminya dipenjara akibat narkoba. Warga menduga tingkah lakunya ada kaitannya dengan kecanduan narkoba,’’jelas Edi.

Baca juga: Napi Tidak Hormat Saat Melintas, KPLP Lapas Nunukan Lepas Kontrol dan Aniaya hingga Tewas

Kelakuan nyeleneh AS yang juga mengkhawatirkan adalah dia tidak pernah mengurus kedua anaknya dengan baik.

Si bayi hanya diletakkan di lantai tanpa alas. Ketika AS memecahkan kaca jendela rumahnya, pecahan beling sering menggores tubuh anaknya yang berusia 10 bulan.

‘’AS juga sering menyundutkan rokoknya ke tubuh anaknya, tetangganya takut kalau pas dia marah marah tidak jelas,’’lanjutnya.

Sementara perlakuan kepada anak sulungnya yang berusia 10 tahun, juga tidak jauh beda.

AS sering memukulinya sembari menariknya sepanjang jalan, demi menarik simpati orang orang.

‘’Nanti orang lewat bertanya kenapa kau pukuli anakmu, dijawab selalu minta jajan tapi ibunya tidak punya uang. Karena kasihan, dikasihlah uang. Begitu cara dia dapat uang, karena kalau mencari kerja, tidak ada yang terima karena keadaannya seperti itu, tidak seperti orang normal,’’katanya lagi.

Di balik tingkah AS yang membuat warga sekitar khawatir, anak sulungnya memiliki rasa sayang teramat sangat kepada adiknya.

Ketika AS marah dan melampiaskan amarahnya ke si bungsu, maka si sulung akan melindungi sekuat tenaga sambil memohon agar ibunya tidak menyakiti adiknya.

‘’Tetangga terdekatnya sering cerita sama saya, kalau anaknya yang pertama sering teriak ‘’Mamak, sudah mamak, jangan marah marah, jangan pukul adik, nanti adik mati mamak, sudahlah mamak,’’tutur Edi.

Diadopsi tetangga


Pascapenangkapan AS oleh polisi akibat kepemilikan sabu, kedua anak AS diasuh tetangga.

Saat itu, kondisi kedua anaknya memprihatinkan, kumal, tidak terurus karena jarang dimandikan, rambut jarang disisir, dan penuh kutu.

‘’Awalnya si abang terus memeluk adiknya dan mengira adiknya akan diapakan. Sayang betul dia sama adiknya. Tapi karena kita beri pengertian dan ada beberapa warga yang akrab termasuk saya, dia mau ikut,’’kata Edi.

Baca juga: Napi Tewas Diduga Dianiaya Sipir, Kalapas Nunukan Dukung Proses Hukum

Tetangga yang bersedia mengurus dan mengasuh kedua anak AS bernama Ira.

Ira yang juga memiliki anak balita berusia 8 bulan, merasa iba dan merasakan dorongan untuk mengasuh kedua kakak beradik tersebut.

Ira mengaku, langsung membayangkan ketika kejadian tersebut menimpa anaknya. Tanpa ragu, ia langsung meminta izin suami untuk memelihara kedua anak AS.

‘’Kebetulan suami sering turun melaut, jarang di rumah. Jadi dia setuju saja, biar rumah tambah ramai,’’kata Ira.

Ada kejadian cukup menggugah nurani, saat Ira menemui AS untuk meminta izin mengasuh kedua anaknya di kantor polisi.

Si Sulung sempat meminta untuk dipertemukan dengan ibunya. Ia sama sekali tidak terlihat marah atau kecewa dengan ibunya.

‘’Si Abang ini bahkan bertanya pada ibunya, kapan pulang dan bisa sama-sama lagi, sedih lho lihat dan dengar langsung. Semoga ibunya bisa berubah,’’kata Ira.

Banyak bekas luka


Saat diambil dari rumahnya, sejumlah anak muda sekitar juga ikut membersihkan, memandikan, sampai mencukur rambut si bayi.

Dari situlah, warga mendapati banyak bekas luka, seperti bekas sayatan kaca, ataupun bekas luka bakar.

‘’Itulah kasihan. Waktu dimandikan banyak bekas lukanya, baru waktu dikasih makan, lahap sekali dia. Kasihan sekalilah lihatnya waktu itu. Sekarang sudah nyaman dan jarang menangis dia, alhamdulillah,’’kata Ira lagi.

Jadi tanggung jawab bersama


Ketua RT 09 Nunukan Barat, Edi, juga sudah mengajak warga sekitar untuk urunan dan berdonasi demi keperluan dua anak tersebut.

Selain itu, Edi juga sudah melaporkan keadaan keduanya ke Dinas Sosial.

‘’Warga sepakat urunan untuk menjadikan keduanya tanggung jawab kami semua. Nanti uang kas masjid juga sangat bisa untuk didonasikan demi kebutuhan si anak,’’kata Edi.


Kepala Dinas Sosial Nunukan Faridah Aryani membenarkan adanya laporan dua anak AS yang butuh perhatian dan uluran tangan pemerintah.

Saat ini, pihaknya masih membahas langkah terbaik dan bentuk penanganan tepat bagi kedua kakak beradik tersebut.

‘’Kami masih rapat untuk penanganan,’’jawabnya singkat saat dihubungi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com