NUNUKAN, KOMPAS.com - Seringnya kerusakan yang terjadi pada moveable bridge (MB) di dermaga pelabuhan Feri, di Sei Jepun, Nunukan, Kalimantan Utara, kembali menjadi sorotan masyarakat.
Moveable bridge adalah jembatan yang dapat bergerak mengikuti pasang surut air laut, agar kendaraan dapat berpindah tempat dari kapal ke dermaga ataupun sebaliknya.
Anggota DPRD Nunukan, Andre Pratama mengatakan, masalah ini cukup aneh dan janggal, karena pekerjaan MB yang dianggarkan cukup besar dari APBN, selalu saja rusak.
Dia menilai, permasalahan ini butuh telaahan dan perhatian khusus.
"Pekerjaan MB kali ini juga belum setahun diperbaiki. Padahal, proyek ini menghabiskan anggaran Negara lebih dari Rp 13 miliar," kata Andre, pada Senin (3/7/2023).
Baca juga: Napi Tidak Hormat Saat Melintas, KPLP Lapas Nunukan Lepas Kontrol dan Aniaya hingga Tewas
Akibat kerusakan tersebut, waktu kedatangan kapal feri tidak lagi sesuai jadwal, melainkan bergantung pada waktu pasang surut air laut.
Tentu saja, kondisi ini berpengaruh pada kenyamanan pelanggan dan pemenuhan kontrak transportasi penyeberangan laut ini.
"Kapal Ferry sebagai alat transportasi yang dibutuhkan masyarakat Nunukan dan Pulau Sebatik dalam distribusi barang dan ekonomi. Tidak maksimalnya pelayanan feri, sudah barang tentu merugikan masyarakat banyak," imbuh dia.
Sebagai wakil rakyat, kata Andre, DPRD Nunukan menjadikan kasus ini sebagai catatan penting untuk segera ditindaklanjuti.
DPRD Nunukan juga segera mempertanyakan persoalan ini kepada penanggung jawab, yaitu Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XVII Provinsi Kaltim dan Kaltara.
"Saya menduga ada sesuatu hal yang tidak pas dalam kejadian ini. Dan saya sudah melaporkan ini ke Bapak Iwan Lesmana selaku spesialis korsup KPK wilayah Kaltara, IV. 1. Sudah waktunya KPK turun tangan. Jawaban KPK, ini menjadi atensi," ujar Andre.