Mereka menimba ilmu di ruangan kayu dengan bagian dinding-dinding setengah terbuka.
Kemudian sekitar 30 anak jenjang TK juga bersekolah di bangunan darurat beratapkan terpal serta beralas tanah.
Baca juga: Kisah Usman, Guru di Pedalaman Flores Timur, Jalan Kaki 5 Kilometer Susuri Hutan untuk Mengajar
Theresia mengaku mengupah para guru dengan gaji yang ia terima sebagai dosen tetap di Universitas Papua.
"Tidak ada bantuan pemerintah selama kami mendirikan sekolah SD dan TK ini, upah guru saya bayar dengan gaji saya sebagai dosen dan itu saya ikhlas, saya melakukan itu semua demi menyelamatkan anak-anak ini," tuturnya.
Suka duka dirasakan Theresia. Dia pernah kehabisan Bahan Bakar Minyak (BBM) ketika hendak pergi mengajar di kampus.
Sebab uang yang ia miliki habis untuk membiayai upah guru.
"Iya pernah habis bensin ketika mau pergi mengajar, mau bagaimana lagi, bagi saya makan nasi kosong tanpa lauk pun saya nikmati demi melihat anak-anak ini bersekolah," ucapnya.
Baca juga: Timbun Bio Solar, Pria di Manokwari Diringkus, Modus Pakai Aplikasi MyPertamina
Meski bangunan sekolah yang sangat sederhana dan cenderung tak layak, Theresia tetap bermimpi menghadirkan pendidikan berkualitas bagi anak-anak di Manokwari.
Dia juga memilih tenaga pendidik yang merupakan sarjana.
"Memang bangunan sekolah seperti itu tetapi saya ingin anak-anak ini dapat pendidikan yang berkualitas, makanya saya hadirkan tenaga pengajar yang berkualifikasi sarjana, walaupun dengan upah yang sangat rendah, selalu saya sampaikan kepada mereka bahwa kita kerja, sebagian besar investasi sosial dan mereka para guru menerima itu," ucapnya.
Baca juga: Kronologi Napi Lapas Manokwari Tewas Kecelakaan, Korban Lompat dari Mobil Terjun ke Jurang
Dibawah Yayasan Cahaya Papua Barat, Theresia Ngutra terus berjuang mendaftarkan sekolah yang ia bangun agar diakui oleh pemerintah.
"Untuk mendirikan sekolah memang tidak gampang, harus di bawah yayasan namun kami sudah mendaftarkan SD maupun TK ini di kementrian, saya hampir tidak punya waktu untuk istirahat harus mengurus akta pendirian," katanya.
"Pergi ke Dinas sampai ke beberapa instansi lalu Kementerian Pendidikan dan keluar Nomor Pokok Sekolah Nasional NPSN, Puji Tuhan sekolah kami ini terdaftar akhir tahun 2022," lanjut dia.
Keinginan anak-anak Manokwari untuk mengecap pendidikan, kata dia, semakin kuat dengan hadirnya sekolah gratis di tengah-tengah mereka.
Seorang ibu rumah tangga warga Kampung Goa Sepiana mengapresiasi sekolah gratis yang didirikan oleh Theresia.