Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Polisi di Perbatasan RI – Malaysia Dirikan Kampung Literasi, Berantas Buta Aksara Anak Eks TKI

Kompas.com - 15/06/2023, 21:26 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Ajun Komisaris Polisi Iberahim Eka Berlin menjadi sosok polisi yang peduli terhadap pendidikan di perbatasan RI–Malaysia.

Sosok yang humble dan selalu respek terhadap kondisi sekitar ini menjadi tokoh di balik berdirinya kampung literasi di Kampung Timur, Nunukan Barat.

‘’Hidup itu sangat bermanfaat ketika kita berguna untuk orang lain,’’ujarnya, setiap kali ditanya alasan di balik kepedulian dan tindakannya.

Baca juga: Video Viral Anak-anak Buruh Sawit Tak Belajar karena Tidak Ada Guru, Ini Upaya Disdik Nunukan

Berlin saat ini menjabat sebagai Kasat Samapta Polres Nunukan, Kalimantan Utara.

Setiap kali menyelesaikan tugas dan kewajibannya sebagai polisi yang merupakan pengayom dan pelindung masyarakat, ia selalu menyempatkan diri melihat proses belajar mengajar anak anak eks TKI Malaysia yang dilakukan para relawan rekrutannya.

Tidak jarang ia turun tangan untuk mengajar langsung. Pendidikan, menurut Berlin, menjadi sarana dan bekal generasi bangsa memiliki mental juang dan spirit perubahan.

Ia selalu menanamkan pada diri anak-anak eks TKI bahwa pendidikan adalah modal untuk berubah dan senjata hebat untuk membuktikan diri sebagai manusia.

"Saya berikan motivasi untuk selalu diingat, sebagaimana dikatakan Nelson Mandela, bahwa pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia,’’katanya lagi.

Berjuang memberantas buta aksara


Keprihatinan terhadap kondisi ekonomi dan pendidikan anak anak eks TKI Malaysia, mendasari Eka Berlin mengubah Kampung Timur, sebuah perkampungan dengan mayoritas dihuni eks TKI Malaysia ini menjadi kampung literasi.

Dari puluhan anak usia pelajar di Kampung Timur, terdata sebanyak 23 orang yang telah didaftar untuk ikut paket A, sebanyak 5 orang Paket B, dan 5 orang Paket C.

Di kampung ini bahkan masih ditemukan sejumlah orang buta aksara, dengan rentang usia 10 hingga 30 tahun.

Berlin mengatakan, permasalahan buta aksara, sangat butuh kepedulian, ketelatenan dan juga semangat sosial.

Ia pun menggandeng banyak relawan untuk bergabung, ada guru dari Komunitas Berantas Buta Matematika (BBM), ada guru dari Indonesia Mengajar (IM), ada juga relawan dari Guru Garis Depan (GGD) dan para sarjana juga komunitas anak muda yang peduli pendidikan.

‘’Kita mulai dari membuat gang bernuansa pendidikan, kita namai setiap gang dengan gang menulis, gang membaca, melukis, mewarnai dan sebagainya, lalu kita buat sekolah malam karena harus menunggu mereka pulang kerja dulu, kita minta bantuan RT dan pemuka agama agar berjalan lancar juga, karena bukan anak-anak saja yang butuh sekolah, orangtua mereka banyak yang putus sekolah,’’tuturnya.

Baca juga: Pengiriman Logistik Pemilu di Nunukan, Biaya Membengkak jika Sungai Surut, Tubuh Penuh Lintah Saat Lewati Hutan

Sistem mengajar, dilakukan dengan metode yang mudah diterima semua kalangan yaitu dengan game dan lagu.

Mereka akan lebih cepat paham dan hafal meskipun materi yang diajarkan adalah bahasa Inggris sekalipun.

‘’Sekarang malah anak-anak lebih hafal bahasa Inggris untuk anatomi tubuh, macam kepala, pundak, lutut, kaki,’’kata Berlin lagi.

Semangat para relawan inipun berbuah manis. Anak-anak yang tadinya sama sekali buta aksara, sudah mulai belajar mengeja tulisan setelah belajar selama 4 minggu.

Program ini juga memudahkan para pelajar yang kesulitan mengerjakan PR. Anak anak akan diajarkan cara menjawab PR mereka asal datang ke para relawan pengajar.

Antusiasme masyarakat juga mulai terlihat ketika para relawan memanfaatkan koneksi dan link mereka untuk mendatangkan buku buku bacaan, untuk mengisi perpustakaan mini, memanfaatkan bangunan milik salah satu tokoh kampung timur yang belum terpakai.

Anak kecil, tua muda, bapak bapak dan ibu ibu sambil menggendong anak, memilih buku bacaan. Semua bersemangat untuk menjadi lebih cerdas dan berpengetahuan luas.

‘’Misi literasi bukan hanya di kampung Timur saja nantinya, ketika mereka sudah bisa membaca, menulis dan berhitung, kita pindah ke lokasi lain. Kita sambil memetakan, ada berapa banyak yang masih buta aksara,’’lanjutnya.

Memfaslilitasi pembuatan dokumen dan mendaftarkan anak-anak sekolah

Ada hampir 200 kepala keluarga (KK) yang tinggal di Kampung Timur. Pada lahan dengan luas sekitar 4 hektar ini hampir seluruh penduduk merupakan eks TKI yang dideportasi Malaysia pada 2002/2003.

Halaman:


Terkini Lainnya

Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Regional
Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Regional
Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Regional
BRIN Ungkap soal Rencana Penelitian Menhir di Sumbar

BRIN Ungkap soal Rencana Penelitian Menhir di Sumbar

Regional
Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Regional
Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Regional
Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Regional
Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Regional
Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Regional
Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Regional
Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com