NUNUKAN, KOMPAS.com – Sejumlah buaya muara dengan panjang lebih 2 meter, kerap muncul di pemukiman warga, di kampung rumput laut Mamolok, Nunukan, Kalimantan Utara.
Keberadaan buaya yang selalu saja muncul setiap hari di bawah rumah rumah panggung warga, maupun di sekitar mess rumput laut, menjadi teror tersendiri bagi penduduk.
"Ada rasa ketakutan kita karena ada beberapa kasus warga kita diserang buaya, bahkan ada yang mati karena serangan buaya juga beberapa waktu lalu," ujar salah satu tokoh masyarakat Mamolok, Kamaruddin, Kamis (15/6/2023).
Baca juga: Niat Jaring Kepiting, Nelayan Ini Malah Dapat Buaya 4,7 Meter
Kamaruddin mengatakan, keberadaan buaya di perairan Mamolok tidak sedikit. Kerap kali para nelayan melewati buaya yang kadang mengira hanya sebuah balok kayu.
Di antara buaya yang terlihat, bahkan berukuran besar, dengan lebar bagian punggung yang terlihat seukuran papan.
"Kalau terlihat di air punggungnya selebar papan, sudah pasti tidak kecil itu buaya. Bagaimana pun, kita waswas dan harus ekstra hati-hati," imbuhnya.
Sebelum kemunculan buaya semakin sering, warga juga melihat adanya telur-telur predator ini di pinggiran sungai. Diduga kuat, telur tersebut kini sudah menjelma buaya dewasa.
Selain itu, adanya buaya di perairan Mamolok dan berkeliaran di sekitar mess rumput laut, tentu mengancam keselamatan para pembudidaya rumput laut.
Mereka harus turun ke air untuk mencuci tali rumput laut, maupun melakukan aktivitas lain. Karena mayoritas penduduk Mamolok mengandalkan sungai dalam mencari nafkah.
Baca juga: Seperti Apa Buaya Terbesar di Dunia yang Hidup di Penangkaran?
"Kampung Mamolok berada di atas air, jadi jarang pelihara ternak. Namun justru itu yang bikin tambah khawatir, karena bisa jadi orang yang bakal jadi sasaran mangsanya to," lanjutnya.
Dengan kekhawatiran tersebut, Kamaruddin meminta agar Pemerintah segera memikirkan solusi untuk menjamin keselamatan warga.
Dia menerangkan, sudah seharusnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) atau lembaga yang berwenang, mengambil langkah, sebelum terjadi korban.
Selama ini, lanjutnya, petugas dari Pemkab Nunukan maupun dari Provinsi Kaltara, datang ke Mamolok sekadar melihat dan memantau. Belum ada langkah atau tindakan pasti sebagai tindak lanjut dari survei tersebut.
"Dulu pernah ada wacana membuat penangkaran buaya. Ada lahan hibah disiapkan sekitar 20 hektar di daerah Sei Lancang. Itu yang kita harap direalisasikan, supaya kami aman dari serangan buaya," harapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.