Kesulitan TKI menyekolahkan anaknya, status ilegal yang memaksa mereka menjadi target operasi aparat Polisi Malaysia, membuat para relawan memiliki kecintaan, dan memupuk peduli.
‘’Kita banyak belajar dari kisah kisah yang dituturkan orang tua murid kami di sela mengajar. Kisah kehidupan mereka di negeri sebelah, membuat semangat kita semakin kuat untuk terus mengajar anak anak mereka. Justru kisah kehidupan mereka yang seakan terus memberikan spirit untuk menjadikan anak anak eks PMI bisa membaca, lalu bersekolah dan berbaur dengan teman sebayanya,’’kata Masyita lagi.
Sejauh ini, para relawan hanya bisa menemui anak anak eks TKI setelah Maghrib sampai pukul 21.00 Wita.
Dari pagi sampai sore, mereka meninggalkan rumahnya untuk bekerja sebagai buruh ikat rumput laut.
‘’Kalau ditanya dari mana kami dapat gaji, tentu tidak ada. Tapi kita diberi kekayaan hati, kepuasan batin yang membuat kita merasa bermanfaat bagi orang lain. Itu sesuatu yang mahal dan mewah menurut kami,’’tegasnya.
Mimpi memiliki sebuah gedung
Masyita, Serlyna dan relawan lain di WPP, memiliki mimpi suatu saat nanti,mereka memiliki sebuah bangunan untuk mengajar.
Selama ini, relawan hanya mengetuk rumah rumah anak anak yang buta huruf dan mengajar di rumah rumah mereka.
Kabupaten Nunukan sebagai jalur perlintasan PMI, berpotensi penambahan penduduk khususnya dari keluarga deportan dari Malaysia. Tentu saja tidak sedikit anak-anak pekerja migran yang tidak sempat mengenyam bangku sekolah dan belum bisa membaca.
‘’Bolehlah kalau kami mempunyai mimpi. Kami semua sering memimpikan punya bangunan untuk mengajar anak-anak pekerja migran. Selama hati kami masih dimantapkan sebagai pengajar, kita tidak berhenti menjadi guru anak anak eks PMI,’’katanya.
Sejak 2020, WPP sudah menyekolahkan sekitar 18 anak jenjang SD, 8 anak jenjang SMP dan 6 anak jenjang SMA di sekolah paket.
WPP juga membantu kelanjutan pendidikan anak anak PMI yang putus sekolah.
‘’Banyak juga anak anak yang kita sekolahkan di sekolah negeri. Terkadang meski kita tidak ada biaya untuk ke arah itu (menyekolahkan mereka), Tuhan selalu memudahkan jalan dengan mengirim rejeki dari tangan orang lain,’’katanya lagi.
Para relawan WPP, sangat percaya, perbuatan baik akan mendapat karma baik. Selama ini, keyakinan itupun tidak pernah mengkhianati mereka.
Ada saja donatur yang membantu anak anak eks TKI untuk memiliki seragam sekolah, sampai membelikan berbagai kebutuhan keluarga anak didik mereka.
‘’Hidup itu indah ketika bermanfaat bagi orang lain. Semoga sedikit yang kita lakukan mengantar anak anak TKI menuju cita cita mereka suatu hari nanti,’’harapnya.
Untuk diketahui, perjuangan Eka Berlin, dimulai sejak 2016. Saat itu, Berlin membangun sebuah Rumah Belajar untuk menampung anak anak usia SD yang orang tuanya sibuk bekerja di kawasan pelabuhan.
Berlin yang saat itu menjabat sebagai Kepala Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Tunon Taka, Nunukan, mendapati pedagang asongan dan buruh pelabuhan membawa anaknya bekerja.
Karena khawatir dan takut melihat anak anak kecil berlarian di kawasan dermaga dan rentan jatuh tercebur ke laut, Berlin menampung sekaligus menugaskan para polisi untuk mengajar mereka.
Seiring jalannya waktu, rumah belajar dibuka di sejumlah tempat, dan berganti nama menjadi warung Kamtibmas yang juga berfungsi mendukung kinerja dan tugasnya sebagai anggota Polisi.
Bangunan bangunan tersebut bukan hanya dijadikan sarana belajar anak-anak di kawasan pinggiran perbatasan RI – Malaysia saja, melainkan juga menjadi tempat diskusi, urun rembug dan penyelesaikan kasus Kamtibmas.
Berlin bahkan mendapat penghargaan dari Kapolri Jenderal Tito Carnavian atas inovasinya tersebut.
Tahun 2020, Berlin membentuk Wahana Pendidikan Perbatasan (WPP) dan merekrut sekitar 20 relawan untuk fokus pada dunia literasi.
Para relawan membantu pemberantasan buta aksara dan membantu kelancaran belajar anak anak saat pandemic Covid-19, sampai hari ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.