Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Polisi di Perbatasan RI – Malaysia Dirikan Kampung Literasi, Berantas Buta Aksara Anak Eks TKI

Kompas.com - 15/06/2023, 21:26 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

Kesulitan TKI menyekolahkan anaknya, status ilegal yang memaksa mereka menjadi target operasi aparat Polisi Malaysia, membuat para relawan memiliki kecintaan, dan memupuk peduli.

‘’Kita banyak belajar dari kisah kisah yang dituturkan orang tua murid kami di sela mengajar. Kisah kehidupan mereka di negeri sebelah, membuat semangat kita semakin kuat untuk terus mengajar anak anak mereka. Justru kisah kehidupan mereka yang seakan terus memberikan spirit untuk menjadikan anak anak eks PMI bisa membaca, lalu bersekolah dan berbaur dengan teman sebayanya,’’kata Masyita lagi.


Sejauh ini, para relawan hanya bisa menemui anak anak eks TKI setelah Maghrib sampai pukul 21.00 Wita.

Dari pagi sampai sore, mereka meninggalkan rumahnya untuk bekerja sebagai buruh ikat rumput laut.

‘’Kalau ditanya dari mana kami dapat gaji, tentu tidak ada. Tapi kita diberi kekayaan hati, kepuasan batin yang membuat kita merasa bermanfaat bagi orang lain. Itu sesuatu yang mahal dan mewah menurut kami,’’tegasnya.

Mimpi memiliki sebuah gedung 


Masyita, Serlyna dan relawan lain di WPP, memiliki mimpi suatu saat nanti,mereka memiliki sebuah bangunan untuk mengajar.

Selama ini, relawan hanya mengetuk rumah rumah anak anak yang buta huruf dan mengajar di rumah rumah mereka.

Kabupaten Nunukan sebagai jalur perlintasan PMI, berpotensi penambahan penduduk khususnya dari keluarga deportan dari Malaysia. Tentu saja tidak sedikit anak-anak pekerja migran yang tidak sempat mengenyam bangku sekolah dan belum bisa membaca.

‘’Bolehlah kalau kami mempunyai mimpi. Kami semua sering memimpikan punya bangunan untuk mengajar anak-anak pekerja migran. Selama hati kami masih dimantapkan sebagai pengajar, kita tidak berhenti menjadi guru anak anak eks PMI,’’katanya.

Sejak 2020, WPP sudah menyekolahkan sekitar 18 anak jenjang SD, 8 anak jenjang SMP dan 6 anak jenjang SMA di sekolah paket.

WPP juga membantu kelanjutan pendidikan anak anak PMI yang putus sekolah.

‘’Banyak juga anak anak yang kita sekolahkan di sekolah negeri. Terkadang meski kita tidak ada biaya untuk ke arah itu (menyekolahkan mereka), Tuhan selalu memudahkan jalan dengan mengirim rejeki dari tangan orang lain,’’katanya lagi.

Para relawan WPP, sangat percaya, perbuatan baik akan mendapat karma baik. Selama ini, keyakinan itupun tidak pernah mengkhianati mereka.

Ada saja donatur yang membantu anak anak eks TKI untuk memiliki seragam sekolah, sampai membelikan berbagai kebutuhan keluarga anak didik mereka.

‘’Hidup itu indah ketika bermanfaat bagi orang lain. Semoga sedikit yang kita lakukan mengantar anak anak TKI menuju cita cita mereka suatu hari nanti,’’harapnya.

Untuk diketahui, perjuangan Eka Berlin, dimulai sejak 2016. Saat itu, Berlin membangun sebuah Rumah Belajar untuk menampung anak anak usia SD yang orang tuanya sibuk bekerja di kawasan pelabuhan.

Berlin yang saat itu menjabat sebagai Kepala Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Tunon Taka, Nunukan, mendapati pedagang asongan dan buruh pelabuhan membawa anaknya bekerja.

Karena khawatir dan takut melihat anak anak kecil berlarian di kawasan dermaga dan rentan jatuh tercebur ke laut, Berlin menampung sekaligus menugaskan para polisi untuk mengajar mereka.

Seiring jalannya waktu, rumah belajar dibuka di sejumlah tempat, dan berganti nama menjadi warung Kamtibmas yang juga berfungsi mendukung kinerja dan tugasnya sebagai anggota Polisi.

Bangunan bangunan tersebut bukan hanya dijadikan sarana belajar anak-anak di kawasan pinggiran perbatasan RI – Malaysia saja, melainkan juga menjadi tempat diskusi, urun rembug dan penyelesaikan kasus Kamtibmas.

Berlin bahkan mendapat penghargaan dari Kapolri Jenderal Tito Carnavian atas inovasinya tersebut.

Tahun 2020, Berlin membentuk Wahana Pendidikan Perbatasan (WPP) dan merekrut sekitar 20 relawan untuk fokus pada dunia literasi.

Para relawan membantu pemberantasan buta aksara dan membantu kelancaran belajar anak anak saat pandemic Covid-19, sampai hari ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Regional
Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Regional
Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Regional
Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Regional
Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Regional
3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

Regional
Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Regional
Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com