"Di buku ngaji dua jilid ini ada transliterasinya. Transliterasi dari huruf Arab ke huruf Latin. Kedua, ada pengantar bahasa isyarat ditayangkan dalam bentuk video dan itu bisa dibuka menggunakan kode batang atau barcode yang ada di dalam buku itu," ujar dia.
"Ketiga, ada perpadanan kata yang mirip dengan pelafatan makhorijul huruf yang kita ajarkan. Jadi misal ma, ma itu mirip dengan perpadanan kata apa? Misalnya mama. Atau ba itu mirip bapak atau baju. Jadi mereka mengucapkannya pun ada pengalaman mengucapkan huruf yang sama," sambung dia.
Baca juga: Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Berencana Penjual Bubur di Boyolali, Tersangka Peragakan 45 Adegan
Dia mengatakan, metode ini sudah diterapkan sebagai pembelajaran penyandang disabilitas tulis di beberapa daerah di Soloraya, seperti Solo, Boyolali, dan Klaten.
Rencananya, metode pembelajaran ini juga diterapkan di beberapa kabupaten lain.
Annisa mengungkapkan, dengan metode pembelajaran ini, penyandang disabilitas tuli hanya butuh sekitar 6 bulan bisa menulis dan membaca Al Quran.
"Kalau dijilid 1 kurang lebih kalau memang teman-teman tuli intens untuk mempelajarinya bisa sampai enam bulan. Paling cepat ya segitu enam bulan karena agenda pembelajaran ini dua minggu sekali," ungkap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.