Salin Artikel

Cerita Faqih Annisa, Sukarelawan Asal Boyolali Ciptakan Metode Pembelajaran Baca Tulis Al Quran Penyandang Disabilitas Tuli

BOYOLALI, KOMPAS.com - Para penyandang disabilitas khususnya tuli tidak kesulitan lagi untuk belajar membaca dan menulis Al Quran.

Cukup menggunakan metode Jari Bano dalam waktu enam bulan sudah bisa membaca dan menulis Al Quran.

Metode ini diciptakah oleh Faqih Annisa (30), seorang sukarelawan sekaligus pengajar iqro di Komunitas Tuli Boyolali (Komtuboy).

Dia menceritakan awal mula dirinya membuat metode belajar membaca dan menulis Al Quran bagi penyandang disabilitas tuli.

Selama ini, metode pembelajaran penyandang disabilitas tuli masih menggunakan konvensional.

Sehingga, harus ada alat khusus untuk membantu penyandang disabilitas tuli agar lebih mudah memahami dan menyerap informasi.

Menurutnya, metode ini dibuat sekitar tahun 2017, tetapi baru diluncurkan tahun 2022.

Kemudian diaplikasikan sebagai metode pembelajaran mulai tahun 2023.

"Metode yang memudahkan dengan alat peraga. Kita pakai jari-jari kita sendiri. Dan juga ada teknik pengantar bahasa isyarat untuk teman-teman tuli juga menyampaikan materi-materi pembelajaran," kata Faqih kepada Kompas.com di Boyolali, Jawa Tengah, pada Jumat (26/5/2023).

Cara belajar metode ini, kata Annisa, panggilan akrabnya, sangat mudah karena ada buku panduan berupa iqra dua jilid dan ada translitasinya.


"Di buku ngaji dua jilid ini ada transliterasinya. Transliterasi dari huruf Arab ke huruf Latin. Kedua, ada pengantar bahasa isyarat ditayangkan dalam bentuk video dan itu bisa dibuka menggunakan kode batang atau barcode yang ada di dalam buku itu," ujar dia.

"Ketiga, ada perpadanan kata yang mirip dengan pelafatan makhorijul huruf yang kita ajarkan. Jadi misal ma, ma itu mirip dengan perpadanan kata apa? Misalnya mama. Atau ba itu mirip bapak atau baju. Jadi mereka mengucapkannya pun ada pengalaman mengucapkan huruf yang sama," sambung dia.

Dia mengatakan, metode ini sudah diterapkan sebagai pembelajaran penyandang disabilitas tulis di beberapa daerah di Soloraya, seperti Solo, Boyolali, dan Klaten.

Rencananya, metode pembelajaran ini juga diterapkan di beberapa kabupaten lain.

Annisa mengungkapkan, dengan metode pembelajaran ini, penyandang disabilitas tuli hanya butuh sekitar 6 bulan bisa menulis dan membaca Al Quran.

"Kalau dijilid 1 kurang lebih kalau memang teman-teman tuli intens untuk mempelajarinya bisa sampai enam bulan. Paling cepat ya segitu enam bulan karena agenda pembelajaran ini dua minggu sekali," ungkap dia.

https://regional.kompas.com/read/2023/05/26/094554078/cerita-faqih-annisa-sukarelawan-asal-boyolali-ciptakan-metode-pembelajaran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke