SEMARANG, KOMPAS.com-Noval Ariyanto (19), Mahasiswa Prodi Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro mengaku tertarik belajar gamelan sejak masih remaja.
Namun angannya belum terwujud karena kala itu ia tak memiliki teman sebaya yang mau diajak belajar gamelan bersama.
“Dulu sering lihat pertunjukan seni pakai gamelan, saya lihat kok yang main orang tua semua, jarang banget ada anak muda. Terus saya pengen belajar karena emang menarik, nguri-nguri budaya juga, tapi enggak ada temen yang mau diajakin pas itu,” ujar Noval ditemui di kampusnya, Kamis (23/3/2023).
Baca juga: Temuan Robot Gamelan Milik Udinus Bakal Dipamerkan kepada Presiden Jokowi
Noval yang masih remaja pun mengurungkan keinginannya karena lingkungan yang kurang mendukung.
Begitu menempuh studi sarjana di Udinus, ia bergabung menjadi anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Gamelan.
Ia mengaku senang, akhirnya menemukan wadah yang tepat bagi ketertarikannya. Di sana, Noval belajar mengenal gamelan dari awal.
Tak lama kemudian, saat mengambil mata kuliah Algoritma, mahasiswa di kelasnya mendapat tawaran dari dosen pengajar, Arry Malulana Syarif untuk bergabung melakukan riset pengembangan Gamelan Robot.
Baca juga: Menengok Negeri Gamelan di Metaverse Karya Peneliti Udinus
Tanpa ragu Noval dan ketiga teman kelasnya menghadap kepada dosen dan mengajukan diri untuk terlibat. Lelaki asal Pati itu sangat senang dapat ikut mengembakan Gamelan Robot setelah berkesempatan belajar gamelan.
Sebanyak tujuh mahasiswa angkatannya bergabung melakukan riset sejak 2022 di bawah bimbingan dosennya, Arry, selaku Ketua Engineer Team Robot Gamelan Sekar Nuswantoro. Total 21 mahasiswa dan 5 dosen terlibat di sana.
Bila sebelumnya Noval belajar memainkan alat musik gamelan seperti demung, saron, slenthem, peking, kenong, dan gong secara langsung dengan tangannya.
Kini dia harus mengembangkan agar keenam alat itu dapat dimainkan oleh robot, salah satunya dengan menerapkan sistem algoritma dalam Artificial Intelligence yang dibentuk itu.
“Jadi project ini dibagi dua tim, tim hardware dan tim software. Risetnya itu pengembangan dari e-gamelan yang udah ada dari 10 tahun lalu,” jelasnya.
Selama sekitar 17 bulan atau satu tahun setengah, tim melakukan berbagai percobaan hingga kahirnya Robot Gamelan Sekar Nuswantoro itu tampil di Wisuda ke-77 Udinus, belum lama ini.
Ia menceritakan pengalaman berkesannya selama menjadi tim. Setiap kali ada jam kosong, para anggota menyempatkan diri mendatangi galeri gamelan yang dijadikan basecamp untuk menggarap project tersebut.
“Kita kan jam kuliahnya beda-beda, jadi tiap kali ada waktu luang, datang sendiri-sendiri ke galeri. Abis kuliah juga lanjut di sana sampai jam 10 malam,” bebernya.