Kemudian Adit mengambil satu permen dan mengucapkan terima kasih. Sambil tersenyum si nenek mengangguk, kemudian pamit dari sana.
Kompas.com yang mengamati kejadian itu, mendekat dan tersenyum sambil memperkenalkan diri.
Si ibu tadi menyambut dengan senyum ramah pula, lalu juga memperkenalkan diri.
"Saya Ani dan ini anak saya Adit," kata Ani.
Ani mengaku orang Minang, namun baru tinggal di Padang. Sebelumnya tinggal di Solo, Jawa Tengah.
Sejak Januari 2023, Ani bersama anaknya pindah ke Padang, tinggal bersama orangtuanya di Kecamatan Nanggalo.
Menurut Ani, perayaan Cap Go Meh di Padang cukup unik sebab tidak hanya menampilkan budaya Tionghoa tapi juga yang lain.
Bahkan, mereka yang datang menyaksikan bukan hanya orang Tionghoa tapi juga dari etnis lain.
"Di sini sangat jelas terlihat keberagamannya. Tidak hanya keturunan Tionghoa saja, tapi juga etnis lain," kata Ani.
Karena hujan turun, akhirnya Ani pamit dan berpisah untuk berteduh.
Tokoh Tionghoa Padang, Albert Hendra Lukman mengakui, perayaan Cap Go Meh di Padang melibatkan etnis lain.
"Bukan hanya budaya Tionghoa saja yang kita tampilkan. Tapi ada budaya Minang, Reog Ponorogo juga ada," kata Albert usai acara.
Albert yang merupakan penasehat kegiatan itu menyebutkan, ada 3.000 peserta ikut dalam festival kebudayaan Cap Go Meh tersebut.
"Mereka berasal dari berbagai suku bangsa. Ada Tionghoa, Minang, Jawa, Sunda, Batak, Nias, Mentawai, dan juga ada keturunan India," jelas anggota DPRD Sumbar itu.
Selama ini, kata Albert, berbagai suku bangsa tersebut hidup rukun berdampingan beratus tahun di kawasan Pondok yang terletak di Kecamatan Padang Selatan dan Padang Barat itu.
"Jadi keberagaman dalam balutan Bhinneka Tunggal Ika itu lama sekali. Kita hidup berdampingan," kata politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Albert menjelaskan, perayaan Cap Go Meh kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab menampilkan arakan Sipasan dari 2 kelompok yaitu Himpunan Tjinta Teman (HTT) dan Himpunan Bersatu Teguh (HBT).
"Ini yang pertama kita adakan bersama. Ada dua arakan Sipasan dari HTT dan HBT," kata Albert.
Selain itu juga ada arakan Kio, marching band IPDN, tarian Naga, Barongsai, parade Dewa-Dewi, Randai dan lainnya.
Menurut Albert, kegiatan Cap Go Meh ini bertujuan untuk menarik wisatawan masuk ke Padang, Sumbar.
Perayaan Cap Go Meh 2023 ini masuk dalam kalender wisata Sumbar dan menurut rencana akan diadakan tiap tahun.
"Kita kerja sama dengan Dinas Pariwisata Sumbar untuk melaksanakannya dan masuk dalam kalender wisata Sumbar," jelas Albert.