Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Surat Kadisdik soal Penculikan Anak di NTT, Polisi Pastikan Belum Ada Laporan Kasus

Kompas.com - 02/02/2023, 09:27 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Krisiandi

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Kepala Bidang Hubungan masyarakat Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur (NTT) Komisaris Besar Polisi Ariasandy, mengatakan, hingga saat ini polisi belum menerima laporan apapun tentang kasus penculikan di wilayah itu.

"Berkaitan dengan fenomena yang terjadi akhir-akhir ini yang ramai di pemberitaan tentang penculikan anak beberapa tempat di wilayah RI, namun di Polda NTT dan jajarannya belum menerima laporan kasus itu," ujar Ariasandy, kepada kompas.com, Kamis (2/1/2023).

"Meski wilayah NTT belum ada laporan lanjut dia, namun ada baiknya kita antisipasi jangan sampai kemudian ada terjadi di wilayah kita,"sambung Ariasandy.

Ariasandy menjelaskan, dalam mengantisipasi hal tersebut tentunya harus memiliki rasa kepedulian, antisipasi, saling memantau dan melihat terutama dari pihak keluarga sendiri (orangtua) dan pihak sekolah.

Baca juga: Marak Hoaks Penculikan Anak, Polres Bangkalan Buka Hotline Pengaduan

“Ini betul-betul menjadi perhatian kita bersama sehingga peran guru dan orangtua ini sangat penting,"kata Ariasandy.

Menurutnya, guru harus mengetahui betul siapa orangtua dari murid-muridnya dan biasa mengonfirmasi siapa saja yang akan menjemput anaknya di sekolah.

Sehingga, bisa mengantisipasi apabila ada pihak-pihak yang berencana jahat terhadap anak-anak sekolah.

Begitu juga, jika menemukan orang yang mengajak pergi atau memberikan sesuatu, orang yang tidak dikenal maka orangtua harus memberikan arahan, agar menolak ajakan atau pemberian dari siapapun yang tidak dikenal dan segera melaporkan kepada guru atau ke orangtua.

“Ini menjadi peran kita bersama. Di samping itu dari pihak kepolisian akan terus berupaya melakukan kegiatan preemtif, preventif, imbauan ke masyarakat melalui peran Bhabinkamtibmas dan peran Kepolisian Resor di jajaran Polda NTT,"kata dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Dumuliahi Djami, meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat terkait surat imbauan yang dikeluarkan untuk kepala sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).

Dalam surat imbauan itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang menyebut kasus penculikan anak marak terjadi di wilayah itu.

Baca juga: Isu Penculikan Anak Resahkan Orangtua di Bangkalan

Surat itu beredar luas di sejumlah media sosial dan grup aplikasi pesan instan WhatsApp. Belakangan, surat edaran itu menjadi polemik karena belum ada tercatat kasus penculikan anak di Kota Kupang.

"Saya sebagai kepala dinas meminta maaf kepada seluruh masyarakat Kota Kupang, kalau memang surat ini menyebabkan kekisruhan dan muncul banyak pendapat," ujar Djami, saat diwawancarai Kompas.com di ruang kerjanya, Rabu (1/2/2023).

"Kami juga meminta maaf kepada bapak ibu Polri, karena dengan surat kami ini bisa saja terganggu karena kalau marak terjadi berarti sudah banyak terjadi. Padahal di Kota Kupang belum ada. Sekali lagi kami meminta maaf," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com