Mendapat desakan dari masyarakat, Polres Lombok Tengah akhirnya memutuskan untuk menangguhkan penahanan terhadap Amaq Sinta.
Hery mengatakan, penangguhan penahanan menjadi hak tersangka yang diatur dalam hukum acara pidana dan dapat dimohonkan oleh tersangka atau keluarganya.
"Polres Lombok Tengah mengakomodasi permohonan penangguhan penahanan tersangka (Amaq Sinta) dengan alasan yang bersangkutan tidak akan melarikan diri, tidak akan mengulangi perbuatannya, dan tidak akan menghilangkan barang bukti yang ada," ungkap Hery, Kamis (14/4/2022).
Baca juga: Mahasiswa di Bantul Berbohong Jadi Korban Begal, Ternyata Kalah Judi
Dia menyatakan, Amak Sinta mendapat penangguhan atas permintaan dari Kepala Desa setempat.
"Amak Sinta (M) dipulangkan pada hari Rabu dijemput pihak keluarganya dengan didampingi Kepala Desa Ganti selaku penjamin dari Amak Sinta sendiri," terangnya.
Usai penahanannya ditangguhkan, Amaq Sinta angkat bicara soal kasus yang menjeratnya. Menurutnya, tindakannya yang berbuntut tewasnya dua orang pelaku begal itu dilakukan secara terpaksa.
"Saya melakukan itu karena dalam keadaan terpaksa. Diadang dan diserang dengan senjata tajam, mau tidak mau harus kita melawan,” kata Amaq Sinta, Kamis (14/4/2022).
Saat melawan para pelaku, Amaq Sinta mengaku, dia juga berteriak minta tolong kepada warga. Akan tetapi, tidak ada seorang pun yang datang.
Baca juga: Pria di Bogor Jadi Korban Begal, Dipepet 4 Pelaku, Dibacok, dan Motornya Dirampas
Oleh sebab itu, dia memutuskan untuk menghadapi para pelaku dengan menggunakan sebilah pisau yang dibawanya.
"Setelah itu saya pergi ke rumah keluarga untuk menenangkan diri,” ucap Amaq Sinta.
"Saya tidak ada kepandaian dan tidak memiliki ilmu kebal, tapi ini memang saya dilindungi Tuhan," imbuhnya.
Dia menjelaskan, awalnya dia hendak mengantar makanan dan termos air hangat untuk keluarga yang tengah menjaga ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit di Lombok Timur.
Di jalanan yang sepi dan gelap, Amaq Sinta diikuti oleh empat orang, yang ternyata adalah begal. Mereka semakin mendekat hingga mengadang motor yang dikendarai Amaq Sinta.
Baca juga: Polisi Amankan 8 Begal di Serang Banten, 6 Pelaku Tenyata Masih Berstatus Pelajar
"Jalannya memang gelap, istri saya menyuruh saya bawa pisau dapur untuk jaga-jaga. Saya bawa. Di tengah jalan saya diadang, ditanya mau ke mana dan langsung ditebas tangan saya, kemudian punggung serta pinggang saya ditebas menggunakan samurai," ungkapnya.
Amaq Sinta terpaksa turun dari motornya. Dia turun dari arah kiri dan langsung ditebas seorang begal berbadan besar sebanyak dua kali. Begal lainnya juga turun dari motor dan ikut menyerangnya.