LAMONGAN, KOMPAS.com - Ledakan bom mengguncang Pulau Bali pada 12 Oktober 2002, menewaskan 202 orang dan membuat Indonesia menjadi sorotan dunia.
Tragedi tersebut kemudian dikenal publik sebagai 'Bom Bali 1', dengan aktor trio bersaudara, Amrozi, Ali Gufron dan Ali Imron. Serta Imam Samudera.
Refleksi kejadian 20 tahun silam, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, jajaran Forkopimda Lamongan, tim Divisi Humas Polri, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, hingga Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), berkumpul bersama di Pendopo Lokatantra Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Rabu (12/10/2022).
Mereka menggelar Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka kegiatan kontra radikal, dengan menghadirkan Ali Fauzi sebagai salah satu narasumber.
Baca juga: Abdul Ghoni, Terpidana Kasus Bom Bali I, Kini Tekuni Seni Kaligrafi Timbul di Lapas Semarang
Ali Fauzi adalah mantan napi terorisme (napiter), yang juga merupakan adik kandung dari trio bersaudara aktor Bom Bali 1. Dengan tema FGD adalah, 'Terorisme adalah Musuh Kita Bersama'.
Ali Fauzi yang juga Ketua Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) lantas memberikan paparan, dengan tidak lupa dirinya meminta maaf atas tragedi Bom Bali 1 yang sempat terjadi dan menimbulkan banyak korban jiwa pada saat itu.
Ali Fauzi sudah tersadar, jika apa yang diperbuat pada saat itu tidaklah benar.
"Kami sebagai keluarga pelaku, mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan kawan-kawan saya yang menjadi korban bom, agar tetap terus semangat untuk kampanye damai. Harapan besar saya, jangan ada lagi korban bom dan jangan ada lagi bom di Indonesia," kata Ali.
Melalui YLP, kini Ali Fauzi cukup getol dalam memerangi paham radikal.
Termasuk, dengan cara merangkul mantan napiter lain agar kembali menjadi bagian dan mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam paparan yang sempat diberikan, Ali Fauzi tidak memungkiri bahwa embrio paham radikal tetap ada.
Kendati demikian, menurutnya yang paling penting adalah bagaimana kerja sama apik masyarakat untuk dapat mematikan bibit-bibit tersebut.
"Peran ulama, tokoh agama di dalam menggandeng masyarakat itu penting. Saya melihat masih kurang dari organisasi agama atau organisasi lain, untuk turut serta dalam mereduksi pemikiran-pemikiran ekstrem di wilayah Lamongan ini," ujar Ali Fauzi, saat agenda FGD, Rabu.
Ali Fauzi lantas berharap, adanya peran lebih besar dari para tokoh agama untuk dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai bahaya ancaman terorisme, dikarenakan embrio tentang paham radikal tidak akan dapat dimatikan.
Sehingga peran para tokoh agama, diharapkan dapat meredam atau mereduksi paham radikal yang bakal muncul.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.