Tjilik Riwut juga merupakan gubernur pertama Kalimantan Tegah dan pernah mengajukan pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Palangka Raya.
Baca juga: Biografi dan Perjuangan Tjilik Riwut, Pahlawan Nasional dan Gubernur Pertama Kalteng
Alasannya, letak Palangkaraya berada di tengah Indonesia sehingga aman dari ancaman negara lain.
Pada tanggal 17 Agustus 1987, Tjilik Riwut meninggal dunia. Ia mendapat gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 6 November 1988.
KH Idham Chalid lahir pada tanggal 27 Agustus 1921 di Satui, Kalimantan Selatan. Putra Banjar ini mendapatkan gelar Pahlawan Nasional setelah Hasan Basry dan Pangeran Antasari.
KH Idham Chalid adalah ulama berpengaruh dan sebagai mahaguru politik dari orang-orang Nahdlatul Ulama (NU).
Pemikirannya masih berpengaruh hingga saat ini.
Pada masa revolusi dengan kemampuan bahasa asing yang dimilikinya (Jepang, Inggris, dan Arab), Idham menjadi penyambung lidah para ulama dengan Jepang. Ia menjadi penerjemah surat hingga diplomasi.
Pada masa kemerdekaan, Idham bergabung dengan sejumlah organisasi, termasuk Masyumi.
Saat NU keluar dari Masyumi karena perbedaan politik, Idham bergabung dengan Partai NU.
Baca juga: Profil Idham Chalid yang Diabadikan di Uang Kertas Rp 5.000
Pada Pemilu 1955 yang dianggap pemilu paling demokratis oleh para sejarawan, Idham membawa NU memperoleh suara nomor tiga setelah PNI dan Masyumi.
Pemikiran KH Idham Chalid adalah harus ada unsur agama yang berada di kekuaasaan, yakni unsur ulama supaya keputusan nantinya berada di tengah.
Sosok kiai yang terlukis dalam uang pecahan Rp 5.000 mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2011, melalui SK Keppres Nomor 113/TK/Tahun 2011.
Hasan Basry lahir di Kandangan, Kalimantan Selatan, pada tanggal 17 juni 1923.
Basry pernah menjabat sebagai Deputi Wilayah Komando antar wilayah Kalimantan dengan pangkat Brigadir Jenderal pada tahun 1961-1963.
Perjuangan Hasan Basry di Kalimantan Selatan adalah selalu mengecoh pertahanan Belanda.