GORONTALO, KOMPAS.com – Burung-burung bermigrasi yang singgah di Danau Limboto kini lebih mudah dijumpai di persawahan warga sekitar Kecamatan Talaga Biru, Talaga Jaya dan Tilango Kabupaten Gorontalo.
Antara danau dan persawahan ini dipisahkan oleh tanggul yang berfungsi sebagai green belt untuk membatasi badan danau dan sawah warga.
Pada musim migrasi yang biasanya datang di bulan Agustus hingga Oktober setiap tahunnya, burung-burung ini lebih mudah dijumpai di persawahan warga, terutama yang masih tergenang dengan air dan terdapat lumpur halus di bawah air.
Baca juga: Dulopo, Cara Unik Menangkap Ikan Danau Limboto dengan Tangan
“Jenis burung bermigrasi yang kerap datang ke Danau Limboto ini adalah jenis burung air yang menyukai habitat berlumpur. Makanya persawahan warga yang berada di sisi danau menjadi lokasi burung mencari makan,” kata Danny Albert Rogi penggiat lingkungan dari Perkumpulan Biodiversitas Gorontalo (Biota), Senin (6/9/2022).
Danny Albert Rogi yang rutin melakukan pengamatan burung di Danau Limboto ini menjelaskan kedatangan burung bermigrasi di tahun ini lebih mudah diamati karena berada di persawahan warga, lokasi ini lebih mudah diakses karena tidak jauh dari jalan raya.
Sementara jika ke Danau Limboto harus rela jalan kaki lebih jauh karena akses kendaraan roda sudah tertutup oleh air, demikian juga dengan tanggul yang becek akibat air hujan.
“Gorontalo saat ini hujan terus, tanggul danau pasti becek dan berlumpur, sulit dicapai dengan kendaraan,” ujar Danny Albert Rogi.
Baca juga: Akhir Pekan, Perburuan Burung Marak di Danau Limboto, Pemburu Incar Jenis Tertentu
Menariknya, sejumlah burung bermigrasi ini lebih mudah diamati di persawahan. Dengan bermodal teropong atau kamera berlensa panjang, pengamatan burung lebih mudah dilakukan.
“Yang terlihat tadi ada sejumlah kedidi golgol (Calidris ferruginea) yang asyik mencari makan di lumpur,” ucap Danny Rogi.
Selain kedidi golgol, dalam kelompok burung yang diamati ini juga terdapat kedidi leher merah (Calidris ruficollis).
Dalam laman daftar merah The International Union for Conservation of Nature (IUCN) dijelaskan kedidi golgol atau dalam bahasa Inggris disebut Curlew Sandpiper ini memiliki tempat berbiak di wilayah daratan utara Rusia.
Pada saat wilayah berbiaknya memasuki musim dingin, burung-burung terbang ke arah selatan untuk menghindari suhu dingin yang ekstrem, perjalanan ke selatan ini hingga mencapai Indonesia.
Status konservasi burung ini adalah Near Threatened (NT) atau hampir terancam, yang berarti mendekati terancam punah, kecenderungan populasinya di alam terus menurun.
Sementara burung kedidi leher merah atau Red-necked Stint memiliki lokasi berbiak di Rusia bagian utara namun wilayah lebih kecil dari lokasi berbiak burung kedidi golgol, kedidi leher merah juga berstatus Near Threatened (NT).
“Pengamatan sekarang lebih mudah, cukup duduk santai di beton saluran air sudah bisa menikmati perilaku burung kedidi golgol dan kedidi leher merah,” tutur Danny Rogi.