Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Pekan, Perburuan Burung Marak di Danau Limboto, Pemburu Incar Jenis Tertentu

Kompas.com - 06/08/2022, 14:20 WIB
Rosyid A Azhar ,
Khairina

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com – Perburuan satwa liar di Danau Limboto Kabupaten Gorontalo semakin marak pada akhir pekan, Sabtu-Minggu.

Para pemburu ini mengincar jenis burung-burung tertentu seperti mandar besar (Porphyrio porphyrio), mandar batu (Gallinula chloropus), itik benjut (Anas gibberifrons), dan jenis lain.

Mereka datang sendiri atau berkelompok dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda 4 langsung ke lokasi yang sering dijumpai burung-burung air ini.

Baca juga: Pertama Kali, Burung Kerak Perut-pucat Ditemukan di Danau Limboto

 

Para pemburu umumnya menggunakan senapan angin, suara pikat, dan menggunakan seragam kamuflase mulai dari tutup kepala, baju, celana hingga sepatu.

“Saya mendengar suara burung yang keras, saya kira memang ada burung. Ternyata suara tersebut berasal dari pengeras suara yang dibawa dua orang pemburu, keduanya membawa senapan,” kata Ajeng Puyo (25) warga Kecamatan Tilango yang rumahnya berada di tepi Danau Limboto, Sabtu (6/8/2022).

Danau Limboto merupakan danau substrat yang kaya unsur hara, banyak vertebrata maupun hewan kecil lainnya, hewan inilah yang menjadi makanan burung-burung.

Saat pagi hingga sore banyak ditemukan burung yang mencari makan di tepi danau, terutama daerah-daerah yang berlumpur halus, juga di persawahan tepat di pinggir danau.

Baca juga: Absen Saat Pandemi, Festival Danau Limboto Kembali Digelar, Diprediksi Ada Lebih dari 300.000 Pengunjung

Kumpulan burung yang mencari makan atau sedang beristirahat inilah yang menjadi target perburuan, mereka ditembak dengan senapan angin.

Selain dengan senjata api, pernah juga ditemukan pemburu yang menggunakan umpan pakan yang telah direndam dengan racun serangga, dengan cara ini pemburu lebih banyak mendapatkan burung.

“Dulu orang menebar jagung yang telah direndam dalam cairan racun, yang memakan biasanya duwiwi atau itik benjut. Burung yang makan umpan ini segera menggelepar, pemburu tinggal menangkapi dan memasukkan di karung,” kata Syaipul Adam seorang nelayan danau warga Telaga.

Para pemburu satwa ini leluasa masuk dari berbagai sisi di danau untuk mendapatkan buruannya, tidak ada papan larangan yang berdiri.

Menurut Syaiful para pemburu ini bisa mendapatkan jenis burung yang beragam dengan jumlah yang banyak.

Jika ada burung yang tertembak namun berada di lokasi yang susah dijangkau karena ditumbuhi semak dan berair dalam, mereka biasanya membiarkan bangkai burung membusuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Regional
Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Regional
Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Regional
Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com