Menurutnya, dalam pengamatan burung dibutuhkan kejelian dan kesabaran, karena ada sejumlah burung bermigrasi berukuran kecil sering terlewatkan, terutama jenis cerek.
Selain itu, juga kamuflase bulu yang sering tersembunyi di antara rumput atau tanaman air.
Persawahan ini juga banyak ditemukan jenis burung lokal (residen) seperti blekok sawah (Ardeola speciosa), kuntul kecil (Egretta garzetta), kuntul besar (Ardea alba), cangak merah (Ardea purpurea), dan tikusan alis putih (Amaurornis cinerea). Elang paria (Milvus migrans) atau elang bondol (Haliastur indus) juga dijumpai saat terbang di atas persawahan.
Banyak burung di persawahan Danau Limboto ini juga menjadi atraksi bagi wisatawan, terutama dari mancanegara.
Mimin Badu seorang pemandu wisata dan pemilik homestay di Desa Timuato mengatakan banyak tamunya yang menikmati panorama alam sambil mengamati burung.
Homestay miliiknya berbatasan langsung dengan sawah dan Danau Limboto.
“Menurut wisatawan mancanegara burung-burung di sekitar homestay sangat menarik. Biasanya mereka jalan-jalan sendiri ke sawah sekitar danau,” kata Mimin Badu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.