Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Minimalkan Potensi Bencana Alam, Gubernur Riau Ajak Masyarakat Jaga Hutan Gambut dan Mangrove

Kompas.com - 06/09/2022, 19:11 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

Setelah menjalani istirahat sebentar sembari minum teh bersama Bupati Wardan, Syamsuar dan rombongan bergegas menuju Dermaga Pelindo, Tembilahan.

Tempat pertama yang dikunjungi Syamsuar adalah Desa Tanjung Baru, Kecamatan Tanah Merah.

Perlu waktu sekitar 45 menit dari Pelabuhan Pelindo dengan menggunakan speed boat untuk sampai ke desa yang sering terjadi abrasi itu.

Di Desa Tanjung Baru, Syamsuar menyerahkan secara simbolis Rumah Layak Huni (RLH) yang diperuntukkan bagi warga korban bencana longsor.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Dinas Pekerjaan PUPR Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkim) sejak dua tahun terakhir membangun RLH bagi warga korban longsor, khususnya bagi mereka yang tinggal di pinggir laut.

Baca juga: Patuh Sampaikan LHKPN, Gubernur Riau Syamsuar Dapat Apresiasi dari KPK

Pemprov Riau juga merelokasi dan membangunkan RLH untuk rumah mereka yang terkena abrasi atau tergerus air laut.

Pada 2021, Pemprov Riau membangun 20 unit RLH. 10 unit di Kuala Enok dan 10 di Desa Tanjung Baru.

Pada Tahun Anggaran 2022, Pemprov Riau kembali membangun 21 unit RLH. Syamsuar pun hadir untuk melakukan peletakan batu pertama.

Pada kesempatan itu, Wardan pun berterima kasih kepada Syamsuar yang sangat peduli dengan masyarakat korban bencana.

Wardan mengakui, Inhil termasuk daerah yang rawan bencana. Dia menyebutkan, selama 2022 terjadi angin ribut atau puting beliung sebanyak 4 kali, kebakaran perumahan 17 kali, longsor 13 kali, dan banjir 5 kali.

Baca juga: Nilai MCP 2021 di Atas Rata-rata Nasional, Pemprov Riau Dapat Penghargaan dari KPK

"Kalau pada November dan Desember di Inhil biasa air laut naik ke darat (banjir rob)," ungkapnya.

Salah seorang penerima RLH Ahmad Sarbini mengaku sangat bersyukur dengan program RLH dan berterima kasih kepada Syamsuar.

Apalagi, kata Ahmad, Syamsuar langsung menyerahkan kunci secara simbolis. Dia mengatakan, sebelumnya, ia dan keluarga terpaksa menumpang di rumah keluarga karena rumahnya tergerus laut alias abrasi.

"Alhamdulillah kami sekarang punya rumah lagi, yang jauh lebih bagus," katanya penuh syukur.

Rumah tahfiz

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com