Makna dari tari ini adalah menggambarkan masyarakat Palembang yang ramah dan menghormati, menghargai serta menyayangi tamu yang berkunjung ke daerahnya.
Sementara alat musik pengiringnya versi Elly Rudi terdiri dari:
Dalam jurnal Makna Gerak Tari Tanggai di Kota Palembang Sumatera Selatan (2019) oleh Gabriella Saras Katungga, terdapat beberapa gerak dalam tari Tanggai, yaitu:
Baca juga: Tari Trunajaya: Latar Belakang, Gerakan, dan Kostum
Gerak ini melambangkan kegiatan masyarakat kota Palembang, khususnya perempuan yang menyulam dan menenun. Sehingga gerakan ini lebih menekankan pada keahlian gerak tangan.
Penyampaian gerak pada tari Tanggai adalah seperti gerak menabur. Menabur dalam tarian ini bermakna menaburkan kebaikan, berbagi kepada sesama, maupun menaburkan ajarakan agama.
Gerak memohon adalah gerak ketika kita meminta sesuatu. Memohon semua hla yang baik dari Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat Palembang merupakan orang yang berketuhanan, sehingga manusia dituntut untuk selalu berserah diri dan beribadah kepada Tuhan.
Bersuri adalah menyisir rambut. Gerakan ini bermakna seorang wanita untuk menjaga kehormatan diri. Gerakan-gerakan bersolek sebagai wanita.
Gerak yang menirulan perilaku hewan yaitu burung elang yang sedang terbang dengan membentangkan kedua tangannya. Gerak ini melambangkan manusia harus selalu tangkas dalam segala sesuatu.
Gerak yang tidak memiliki makna dan digunakan untuk memenuhi ekstetika. Dalam tari Tanggai, gerak abstrak seperti gerak silang sebagai gerak penghubung, gerak rentang ketika melakukan sembahm, dan gerak keset atau jalan pelan.
Baca juga: Tari Likurai, Keunikan dan Filosofi bagi Masyarakat Belu di NTT
Gerak kecubung dilakukan dengan geraka memutar. Kecubung adalah tumbuhan yang memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah pengobatan.
Tafakur merupakan renungan atau perenungan, dilakukan pada saat bersujud dan berserah kepada sang Pencipta. Tafakur adalah gerakan yang diambir dari cara kita berserah kepada yang Maha Kuasa.
Menyumping berasal dari kata cuping artinya telinga. Maknya yang terkandung dalam gerak ini adalah rendah hati. Kegiatan menyumping adalah mendengarkan.
Siguntang Mahameru adalah nama bukit tertinggi di kota Palembang dan digunakan sebagai upacara keagamaan umat Buddha.
Gerakan ini mencerminkan bahwa manusia dituntut untuk berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Hal ini dilakukan untuk manfaat baik diri sendiri maupun untuk orang lain.
Baca juga: Tari Lengger: Sejarah, Ciri Khas, Gerakan, dan Pementasan
Kegiatan yang dilakukan untuk menyempurnakan antara usaha dan doa juga dibutuhkan keseimbangan antara rasa dan pikiran yang fokus.